Pages

Subscribe:

November 21, 2014

Kematian Sang Legenda Ilusi, Harry Houdini



Salah satu trick meloloskan diri yang dilakukan Houdini

Di suatu sore, tepatnya tanggal 22 Oktober 1926, dua mahasiswa Universitas McGill mendatangi ruang ganti Houdini. Diceritakan bahwa pada saat itu Houdini tengah membaca surat, ketika salah seorang mahasiswa bernama J. Gordon Whitehead, meminta apakah Houdini mampu bertahan jika perutnya menerima pukulan, seperti yang diakui oleh Houdini sebelumnya. Harry ternyata menyanggupi permintaan itu asalkan dia diberi waktu sejenak untuk mempersiapkan diri. Selanjutnya Whitehead lalu meninju perut Houdini sebanyak empat kali, dengan kondisi Houdini sudah “mengunci” perutnya untuk menahan pukulan.


Setelah kejadian itu, malamnya Houdini merasakan sakit yang luar biasa diperutnya sampai ia menjadi sulit tidur. Sakit yang dideritanya itu dialaminya hingga dua hari kemudian, sayangnya Houdini tidak berusaha untuk mengobati sakitnya itu. Ketika dokter mendapatinya sedang menahan sakit, demamnya sudah mencapai 102 derajat dengan sakit usus buntu yang sudah akut. Dia lalu dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Sayangnya, Harry malah memutuskan untuk menyelesaikan Show-nya malam itu.

Pada malam harinya, saat Houdini tengah berada diatas panggung, demamnya naik hingga 104 derajat. Houdini lalu merasa lelah dan kesakitan. Melihat ada yang tidak beres, asistennya lalu menghampiri untuk menolong. Penonton pada saat itu mengatakan kalau Harry sempat kelupaan tongkat bilyard dan terlihat tergesa-gesa melakukan pertunjukannya. Ketika memasuki show ketiga, Houdini meminta asistennya untuk menurunkan tirai panggung karena merasa tak sanggup lagi melanjutkan pertunjukan. Saat tirai ditutup, Harry jatuh pingsan dan langsung dibopong ke ruang ganti miliknya.

Setelah kejadian itu Houdini masih saja menolak untuk dibawa ke rumah sakit, sampai esok paginya, saat istrinya, Bess memaksanya untuk segera ke rumah sakit. Harry akhirnya mengalah dan merelakan usus buntunya untuk dioperasi. Namun sudah terlambat, usus buntunya sudah terlanjur pecah dan dokter tidak bisa berbuat banyak untuk menolongnya. Hingga akhirnya, pada 31 Oktober 1926, dengan hanya ditemani oleh istri dan saudara laki-lakinya, Harry Houdini menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Bess Houdini sering mengikuti ritual pemanggilan arwah Houdini
Perayaan Pemakaman Houdini kemudian dilaksanakan pada 4 November 1926 di New York dengan dihadiri oleh 2.000 pelayat. Houdini lalu dikebumikan di pekuburan Machpelah yang berada di Queens New York, dimana dia diberi gelar tertinggi  dari Society of American Magicians yang kemudian dipahat di batu nisannya. Uniknya, Perkumpulan tersebut masih terus menyelenggarakan perayaan “Broken Wand” setiap bulan November di lokasi makam Houdini.
Suasana pemakaman Houdini yang dihadiri ribuan orang
Beberapa tahun kemudian, sang istri, Bess Houdini akhirnya meninggal pada 1943, namun sayangnya dia dilarang untuk dikuburkan di samping makam suaminya seperti yang dia inginkan, cuma karena Bess bukanlah keturunan Yahudi. (MY)