Pages

Subscribe:

August 20, 2015

Duo ahli mesin ini berhasil membuat robot tempur raksasa


Duo insinyur bersama robot ciptaannya 'MegaBots"

Mungkin ada dari kita yang sudah tahu mengenai MegaBots, pada sebuah artikel di ‘Popular Science’ terbitan Agustus. Perusahaan yang dipimpin oleh duo insinyur ahli mesin, Gui Cavalcanti dan Matt Oehrlein, ini berhasil membuat robot tempur raksasa. Prototype pertama mereka yang diberi nama Mk.II memiliki tinggi 15 kaki (4,5 meter), dilengkapi dengan roda terali baja ala tank untuk berjalan, dan memiliki meriam besar dilengannya yang mampu menembakkan peluru cat dengan kecepatan 120 mil per jam.

Pada Juli kemarin mereka berhasil merilis versi pengembangannya yang diberi nama Mk.II, yang telah “dipersenjatai” dengan sarung tinju raksasa dan sebuah gergaji mesin berukuran 6 kaki. Robot ini memang sengaja dipersiapkan untuk bertarung dengan robot sejenis dari Jepang yang berukuran 13 kaki (4 meter) dan untuk itu MegaBots mengajak Howe and Howe Technology serta NASA untuk ikut membantu mereka.

MegaBots, robot dengan ruang Cockpit untuk para pilotnya
Beberapa bulan lalu, MegaBots menantang robot Kuratas, robot raksasa buatan Suidobashi Heavy Industries, Jepang dalam sebuah ajang duel robot dan serunya pihak Jepang menerima tantangan itu. Nah, saat ini MegaBots tengah memulai Kickstarter dengan menaikkan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk merakit robot petarung raksasa yang lebih hebat lagi guna mengalahkan Kuratas. Kampanye Kickstarter tersebut berhasil mengumpulkan US$ 80.000, dan akan terus bertambah.
Cavalcanti pada Popular Science sempat berujar “Robot Kickstarter yang kita saksikan adalah robot andalan kami dan akan ada gambar elang botak di pundaknya.” Ia juga menambahkan kalau robot mereka nantinya akan seperti robot Amerika lainnya, agak aneh, berbau militer, sangat epik, dan tentunya bernuansa Amerika. 

Disamping memburu investor untuk mendanai pengembangan Mk.II, Cavalcanti dan Oehrlein juga memberikan Acuan kerangka bagi Amerika Serikat dalam membuat MegaBots perang masa depan yang telah menjadi tujuan utama saat perusahaan mereka didirikan. Seperti yang disampaikan oleh para kru MegaBots kepada Popular Science, bahwa alasan sebenarnya mereka merakit robot raksasa adalah untuk diikutsertakan dalam duel robot raksasa, sekaligus mempromosikan ajang semacam itu agar nantinya bisa menjadi salah satu jenis olahraga baru.

Mereka juga ingin menunjukkan ke dunia kalau robot tempur raksasa bisa menjadi bisnis yang menjanjikan.

“Saya cuma ingin membuktikan kepada dunia kalau hal seperti ini (robot petarung raksasa) bisa menjadi bisnis yang menjanjikan dan akan terus eksis supaya impian kita semua bisa tetap ada,” ujar Oehrlein. Ia juga menambahkan “Kami sudah menghabiskan beberapa tahun terakhir guna meyakinkan orang lain. Saat robot kami bertarung dan semua mata yang menyaksikan berpendapat bahwa itu pertunjukan yang hebat, saat itulah kami merasa sangat puas”.

Namun untuk melawan robot Kuratas, MegaBots memerlukan perombakan besar-besaran. Mk.II tidak dirancang untuk pertarungan ‘kontak fisik’, padahal jenis pertarungan itulah yang disyaratkan oleh Suidobashi Heavy Industries saat perjanjian adu duel robot sebelumnya. Agar Mk.II siap menghadapi jenis pertarungan seperti itu, MegaBots menggaet Howe and Howe Technologies dan NASA, serta rekanan lainnya, agar MegaBots bisa tampil prima.
MegaBots (Mk.II) VS  Kuratas (Jepang)
Nantinya, Howe and Howe Technologies akan membantu membangun track base berkemampuan tinggi yang memungkinkan MegaBots bermanuver lebih cepat dan lincah. Pada halaman Kickstarternya, dinyatakan kalau upgrade pertama MegaBots telah rampung maka robot ini akan lima kali lebih cepat dari sebelumnya dan dua kali lebih lincah dari Kuratas. 

NASA, sendiri nantinya akan menangani masalah perbaikan keamanan di ruang cockpit robot MegaBots new Mk.II. Nantinya, Cavalcanti dan Oehrlein akan duduk diruang kemudi Mk.II sekaligus mengendalikan sistem persenjataannya. Tapi jika nantinya Kuratas berhasil memukul jatuh Mk.II, para pembuat MegaBots harus memastikan dampak kekuatan pukulan Kuratas tidak akan merusak bagian dalam robot, yang bisa membuat mereka berdua pingsan di tengah-tengah pertarungan. 

“Kami bekerjasama dengan NASA untuk memakai teknologi mereka yang berfungsi menyerap benturan dari serangan robot lawan”, ujar Cavalcanti. “Kami perkirakan dalam duel nanti, robot bisa jatuh lebih dari 5 sampai 10 mil perjam, dan benturannya akan sangat keras. NASA telah menghitung kondisi seperti itu dan akan membangun unit cockpit yang akan tahan terhadap benturan keras.”

Berikut video saat Mk.II menantang Kuratas (Robot buatan Jepang)

dan berikut video spesifikasi Kuratas yang memang lebih ramping dan canggih


Seberapa banyak nantinya dana yang akan terkumpul, Cavalcanti dan Oehrlein bermaksud untuk meng-upgrade tidak hanya Mk.II, tapi juga mereka akan membangun markas robot yang diperkirakan akan berlokasi di Silicon Valley.(MY)