Pages

Subscribe:

April 27, 2016

Hans Schmidt: Satu-satunya pendeta dalam sejarah yang dijatuhi hukuman mati


Pendeta, Hans Schmidt

Selama beberapa dekade, beberapa gereja Katolik tidak pernah lepas dari yang namanya kontroversi, tapi yang paling mengejutkan adalah kisah tentang seorang pendeta di Amerika Serikat yang dihukum mati akibat kejahatan yang ia lakukan.

Hans Schmidt tidak dijatuhi hukuman karena telah mencabuli anak kecil, tapi karena ia telah melakukan pernikahan yang melanggar ajaran agama dan berakhir pada tindakan pembunuhan sadis terhadap kekasihnya yang sedang mengandung anak mereka. Akibat sok tahunya ia dalam menerapkan ajaran agama mengakibatkan sang pendeta malah melanggar ajaran kristiani yang paling penting, yaitu: Larangan membunuh manusia!.


Hans Schmidt lahir di Kota Bayern, Aschaffenburg dan telah resmi diangkat sebagai perwakilan gereja antara tahun 1904 hingga 1906.
Aschaffenburgh
Karena tidak patuh terhadap para pemimpin di gereja membuatnya mesti dimutasi ke gereja St. John di Louisville, Kentucky.

Disana ia masih saja berkonflik dengan pendeta lainnya sehingga lagi-lagi ia mesti dipindahkan ke gereja St. Boniface di Manhattan.

Disanalah ia bertemu dengan seorang pembantu cantik asal Austria bernama Anna  Aumüller. Tak lama kemudian keduanya terlibat dengan hubungan Cinta terlarang.
Anna  Aumüller
Keduanya saling dimabuk cinta, hingga Schmidt memutuskan untuk memberkati pernikahannya sendiri dengan Anna.

Schmidt tahu betul, jika status mereka diketahui publik, maka konsekuensinya gelar pendeta yang ia sandang akan dicopot dari dirinya.
Hans B. Schmidt semasa muda
Hingga  puncaknya, ia pun jadi gelap mata. Saat Schmidt tahu kalau Anna telah hamil, ia kemudian menggorok leher Anna dengan sebilah pisau.

Tidak sampai disitu, ia juga memutilasi jasad Anna menjadi beberapa bagian dengan menggunakan gergaji dan membuangnya di East River. Hasil otopsi terhadap jasad Anna kemudian menemukan fakta kalau Anna sudah akan melahirkan bayinya yang  prematur, sesaat sebelum ia dibunuh.
Ilustrasi East River pada masa itu
Saat potongan tubuh Anna ditemukan, segala bukti lalu mengarah ke Schmidt. Pada sarung bantal yang digunakan untuk membungkus potongan tubuh Anna terdapat bordiran huruf “A” yang hanya dimiliki oleh apartemen yang disewa Schmidt untuk Anna.

Saat Detektif menanyakan bekas darah yang dibersihkan di Apartemennya, Schmidt langsung mengakui perbuatannya. Ia berkata “Aku mencintainya. Pengorbanan harus diwujudkan dengan darah”
Apartemen yang disewa Schmidt untuk anna
Hans Schmidt akhirnya didakwa dengan tuduhan pembunuhan tingkat satu dan dihukum mati dengan kursi listrik di penjara Sing Sing pada 18 Februari 1916.
Schmidt dijatuhi hukuman mati di kursi listrik
Namun ternyata Penyelidikan lebih lanjut menemukan fakta baru kalau Anna dan bayinya bukanlah korban Schmidt satu-satunya.

Jasad seorang anak perempuan berusia 9 tahun ditemukan tertimbun dibawah gereja lamanya di Louisville. Jasadnya ditemukan dalam kondisi terpotong-potong persis dengan kondisi jasad Anna. Pada waktu itu, petugas kebersihan St. John yang dituduh atas kejahatan tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Kabarnya, Schmidt juga memiliki apartemen kedua yang ia gunakan sebagai pabrik pembuatan uang palsu.
Father Schmidt
Tidak hanya itu, Schmidt juga diyakini sering berkomunikasi dengan seorang dokter. Mereka selalu membahas rencana membunuh orang demi mendapatkan uang klaim asuransi mereka (sama dengan yang dilakukan seorang pembunuh berantai bernama H.H. Holmes).

Bahkan di kota kelahirannya di Aschaffenburg, aparat hukum memiliki bukti akan tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Schmidt, tapi sayangnya ia sudah keburu dihukum mati sebelum kasusnya dilanjutkan.

Well, Sungguh ironis memang, bahwa ternyata kejahatan bisa juga bersembunyi dibalik topeng agama. (MY)