Pages

Subscribe:

July 24, 2015

Elon Musk : Inovator paling sukses di abad 21.


Elon Musk: The Real Life Tony Stark

Kisah orang sukses kita kali ini akan mengangkat perjalanan hidup seorang Elon Musk. Ia adalah seorang inovator sukses dengan segudang jabatan penting yang disandangnya, antara lain: sebagai CEO dan CTO dari perusahaan SpaceX, ia juga menjabat sebagai Chief Product Architect di Tesla Motors, menjabat sebagai Dewan Direksi di SolarCity, serta sebagai Co-Founder layanan uang online, PayPal. Musk juga salah seorang perencana sistem transportasi High-Speed yang familiar dengan nama Hyperloop dan Saat ini Elon Musk juga berinvestasi dalam banyak proyek yang mampu mengubah wajah dunia. Ia tidak hanya seorang enterpreuner tapi juga seorang penemu, inovator dan insinyur dimana ia terjun langsung dalam proses desain mobil listrik dan pesawat luar angkasa.

Elon Musk merupakan salah satu dari dua enterpreuner yang mendirikan ‘Silicon Valley’ (bersama rekannya James H. Clark), sebuah perusahaan yang mengelola tiga perusahaan besar yaitu: PayPal, SpaceX, dan Tesla Motors, dengan nilai Market Capital lebih dari 1 Milyar USD. Elon Musk sendiri mendedikasikan dirinya pada bidang Luar Angkasa dan teknologi energi alternatif. Ia bekerja dengan aturannya yang agak sedikit berbeda namun cukup berhasil. Moto kerja dari Elon Musk adalah: ketekunan , berpikir kritis , analisis diri yang akurat dan kerja keras. (Ia bekerja 80 hingga 100 jam seminggu)!.

Permulaan
Elon Reeve Musk lahir pada 28 Juni 1971, di Pretoria, Afrika Selatan. Ia anak tertua dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Errol Musk, seorang Insinyur warga Afrika Selatan kelahiran Inggris, sementara ibunya bernama Maye Musk, seorang ahli diet, campuran Kanada-Inggris. Masa kecil Musk dihabiskan di Afrika Selatan dan pada umur 10 tahun ia memiliki PC (komputer) pertamanya. Dengan cepat, Elon tertarik dengan dunia programming dan mulai mempelajarinya sendiri. Di usia 12 tahun, Ia berhasil memperoleh 500 USD  dengan menjual Game komputer buatannya, yang ia beri judul ‘Blastar’ (Game menembak mirip Video game Space Invaders).
Elon Musk: semasa kecil
Kebanyakan Biografi orang-orang sukses berisi kisah ‘awal kesuksesan’ dimana nantinya akan menjadi pembuka dari sukses besar mereka selanjutnya. Dalam kisah hidup Elon Musk, ada dua episode yang memuat kisah kunci keberhasilannya. Pertama saat Elon Musk mengambil keputusan penting dalam hidupnya diusia 17 tahun. Setelah lulus SMA di Pretoria, ia memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat tanpa meminta bantuan dari kedua orang tuanya. Meskipun kenyataanya ia tidak sampai merantau ke Amerika Serikat. Pada 1989, Elon Musk pindah ke Kanada kerumah keluarga dari pihak ibunya. Setelah memperoleh kewarganegaraan Kanada, Ia lalu pergi ke Montreal. Disana ia bekerja dengan upah yang rendah dan hampir setahun ia menjalani kehidupan yang miskin. Di usia 19 tahun, Elon melanjutkan studi di Queens University di Kingston, Ontario.  Elon kemudian bertemu dengan calon istrinya, Justine Musk pada tahun 2000 yang memberinya lima putra, yaitu: Damian, Griffin, Xavier, Saxon, dan Kai. Namun sayangnya, Elon Musk harus bercerai dengan istrinya, Justine, setelah delapan tahun hidup bersama, dan pada tahun 2010, ia lalu menikah untuk kedua kalinya dengan seorang aktris asal Inggris bernama Talulah Riley dan hidup  bersama selama 4 tahun sebelum akhirnya kembali bercerai ditahun 2014.

Elon Musk berhasil menyelesaikan studinya di Ontario selama dua tahun untuk kemudian pindah ke Amerika Serikat pada 1992. Ia memutuskan hijrah ke Amerika Serikat setelah ia berhasil mendapatkan beasiswa dari University of Pennsylvania: Penn. Elon berhasil meraih gelar sarjana Sains dibidang Fisika pada tahun berikutnya. Elon lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya di Wharton School yang berada di University of Pennsylvania dan satu tahun kemudian ia berhasil mendapatkan gelar Sarjana Sains dibidang ekonomi.
Elon Musk lulus di University of Pennsylvania, dibidang Fisika dan di Wharton School dibidang Ekonomi.
Ketika Elon Musk berada pada masa sulit dalam hidupnya, ia mulai aktif mendalami bacaan-bacaan religi dan buku filosofi. Namun begitu, pelajaran paling berharga yang dia dapatkan justru dari buku karya Douglas Adams berjudul ‘The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy’.

Elon Musk tahu bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, sesulit apapun itu, dan ketika ia menyadarinya ternyata masalah yang ia alami sangatlah mudah. Salah satu episode yang memberinya pencerahan yaitu cerita tentang sebuah super-komputer raksasa yang menemukan jawaban setelah angka 42 padahal sebelumnya selama jutaan tahun ia berusaha menganalisa tujuan utama dari kehidupan.

Musk merasa kalau umat manusia mesti keluar dari cara berpikir mereka agar mampu mendapatkan pertanyaan yang tepat; dan ia akhirnya berhasil menemukan pertanyaannya sendiri, yaitu: Hal apa yang memberikan dampak  besar bagi manusia di masa depan?, dan jawabannya ialah INTERNET, sumber energi yang bisa diperbaharui, serta Kolonisasi di luar angkasa. Elon sangat ingin berkontribusi terhadap tiga hal tersebut dan untuk mewujudkannya, ia butuh dana yang banyak.

Zip2  dan PayPal
Pada musim panas tahun 1995, Elon Musk melakukan hal terbesar kedua dalam hidupnya. Setelah lulus dari University of Pennsylvania, ia lalu bergabung di sekolah para wisudawan di Standford University dan mengambil studi bidang fisika terapan dan ilmu materi. Meski begitu, dua hari kemudian ia memutuskan keluar dari sekolah tersebut dan bersama saudaranya, Kimbal Musk, ia mendirikan perusahaan IT pertama, bernama Zip2.  Disana Elon bekerja dari pagi sampai malam dan cuma tidur di gudang kantor yang ia sewa. Jika ingin mandi, Elon mesti ke Stadion dekat situ dan mandi di ruang ganti. Ia juga harus mengumpulkan tabungannya hanya untuk memastikan agar perusahaannya tetap jalan selama dua tahun masa sulit.
Kimbal Musk, saudara Elon. Berdua mereka mendirikan Zip2
Pada waktu itu, teknologi internet sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat; akan tetapi tak seorangpun yang menyadari keuntungan yang bisa dihasilkan lewat internet. Perusahaan Musk menjadi salah satu yang memanfaatkan teknologi internet: ia menciptakan platform dimana surat kabar- termasuk koran terlaris saat itu, New York Times- bisa menawarkan layanan iklan tambahan kepada pembaca mereka.

Pada 1999, mesin pencari terbesar saat itu, AltaVista, membeli Zip2 dengan nilai 307 juta USD plus 34 juta USD dalam bentuk sekuritas. Penjualan tersebut mencatat rekor penjualan perusahaan terbesar kala itu. Dengan uang itu, Musk lalu membeli mobil mewah McLaren F1 dan Jet pribadi senilai 20 juta USD.
Max Levchin, Co-founder dan mantan CTO, PayPal
Pada 1999, Musk mulai mengerjakan proyek sistem pembayaran elektronik yang menjadi terkenal kala itu. Startup bernama X.com kemudian menjadi bisnis barunya. Pada bulan Maret 2000, X.com melakukan merger dengan perusahaan saingannya, Cofinity yang dimiliki oleh Peter Thiel dan Max Levchin. Cofinity mengembangkan software yang memungkinkan pengguna PalmPilots dan perangkat PDA lainya bisa menyimpan informasi terenkripsi ke perangkat mereka, yang kemudian menjadi semacam ‘dompet digital’. Pada 2001, setelah proses merger, X.com lalu berubah nama menjadi PayPal dan Elon Musk menjadi Chairman & Chief Executive, PayPal.
Peter Thiel (kiri) dan Elon Musk (kanan).
Sempat terjadi ketidaksepahaman perihal strategi dan manajemen diantara tim baru yang bekerja, namun hal tersebut tidak sampai mempengaruhi  dinamika dan perkembangan perusahaan. Selain itu, Musk juga terjun langsung pada pengembangan bisnis model baru, serta menjalankan program viral marketing yang ternyata berhasil meningkatkan pertumbuhan jumlah pelanggan.  Pada 2002, eBay membeli PayPal senilai 1,5 milyar USD. Elon Musk menerima 180 juta USD dari penjualan PayPal dan itu cukup untuk memulai membangun impian selanjutnya yaitu teknologi luar angkasa dan sumber energi alternatif, dan itu menjadi moment dimana Elon berhenti berinvestasi di bisnis internet.

Tesla Motors
Pada 2003, Insinyur bernama Martin Eberhard dan Marc Tarpenning mendirikan Tesla Motors. Pada awal berdirinya, Tesla Motors merupakan sebuah pabrikan serial pertama yang memproduksi kendaraan listrik dimana hasil kerja mereka berhasil mengatasi permasalahan umum pada kendaraan, yaitu bahan bakar dan Musk ternyata mendukung langkah tersebut. Ia lalu ikut serta dalam proyek di tahun 2004, dimana ia berinvestasi pada perusahaan tersebut sebesar 70 juta USD. 
Marc Tarpenning (kiri) dan Martin Eberhard (kanan).
Musk lalu diangkat menjadi Chairman of the board of directors namun belum sepenuhnya mengambil alih manajemen operasional perusahaan. Musk hanya berkontribusi pada desain mobil listrik pertama mereka yang diberi nama Tesla Roadster Sports car yang diadaptasi dari model British Lotus Elise. Pada proyek itu,  Musk bersikeras menggunakan material Carbon fiber composite pada body mobil untuk mengurangi bobotnya. Ia juga mengembangkan modul baterai serta beberapa elemen desain seperti lampu depan mobil. Pada 2006, proyek Tesla Motors dimuat dibeberapa surat kabar dan Musk akhirnya memperoleh penghargaan Global Green 2006 product design atas desain mobil ciptaannya, Tesla Roadster. Tesla motors kemudian tumbuh berkembang dan saat ini, banyak investor yang tertarik dengan perusahaan tersebut, diantaranya sang pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin dengan total investasi sebesar 100 juta USD.

Namun, saat Tesla Roadster akan memulai produksi di tahun 2007, permasalahan pun timbul. Beberapa kegagalan manajemen mengarah pada fakta dimana harga jual sebenarnya dari mobil listrik mereka itu dua kali lebih tinggi dibanding harga implisit sebenarnya yang hanya 92.000 USD. Ternyata hal tersebut disebabkan Martin Eberhard salah mengkalkulasi strategi dimana konsepnya mengenai transmisi Tesla Roadster terbukti tidak efektif sehingga menyebabkan jadwal peluncuran mobil ditunda lebih dari setahun kemudian.
Tesla Roadster, 2008.
Selama masa krisis itu, Elon menunjukkan kemampuan manajemen yang handal: Ia memecat siapapun yang terlibat pada gagalnya pengembangan proyek, termasuk Eberhard dan beberapa karyawan inti. Setelah melakukan “bersih-bersih” ia lalu memimpin sendiri perusahaannya tersebut. Eberhard lalu mengajukan banding ke pengadilan setelah posisinya digantikan oleh Interim CEO, Michael Marks, namun masalah tersebut berhasil diselesaikan secara damai dan tidak sampai bocor ke publik. Pada Desember 2007, Ze’ev Drori diangkat menjadi CEO dan Direktur Tesla Motors. Ternyata kinerja Elon Musk saat menjabat sebagai CEO lebih baik dibanding Ze’ev Drori. Drori kemudian menjabat sebagai Wakil Direksi dan mengundurkan diri pada Desember 2008.

Pada masa diambang krisis, Elon Musk terus melakukan langkah efisiensi: mengurangi jumlah karyawan, menawar murah harga barang dari Supplier, menutup beberapa kantor, dsb. Hasilnya: Tesla Roadster cuma menaikkan harga jual kurang dari 20.000 USD.

Dimasa tersulit pada akhir musim panas 2008, Elon bercerai dengan istrinya, Justine yang merasa kurang mendapatkan perhatian serta intimidasi dari sang suami. Dalam rangka menyelamatkan Tesla Motors, Musk mendapat dana tambahan dari DELL atas pengambilalihan perusahaan pengembang software, Everdream senilai 120 juta USD. Elon kemudian menginvestasikan dana sebesar 20 juta USD untuk Tesla Motors, ia juga menjual mobil kesayangannya, McLaren F1 sehingga ia berhasil menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Musk bahkan memberi jaminan ganti rugi kepada para stakeholders jika nantinya bisnis perusahaan mengalami kegagalan.

Keadaanpun mulai membaik, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan di bidang industri mobil konvensional. Perusahaan mobil multinasional asal Jerman, Daimler, juga ikut menginvestasikan dana 50 juta USD untuk Tesla Motors bahkan Departemen energi Amerika Serikat resmi memasukkan Tesla Motor kedalam group perusahaan transportasi inovatif yang otomatis menjadikan perusahaan tersebut resmi mendapatkan pinjaman kredit dari pemerintah. Sayangnya, beberapa pihak mengkritisi pemerintah yang ikut mendukung Tesla Motors yang dianggap menjual mobil eksklusif hanya untuk konsumen kalangan atas saja.

Kesan pertama yang ditangkap dari “mobil listrik” adalah terlalu lamban dan ribet, tapi tidak untuk mobil produksi Tesla Motors. Mobil listrik produki Tesla ternyata memiliki kecepatan dan performa yang sama dengan mobil mewah pada umumnya. Meski begitu, Tesla mulai merencanakan membuat mobil yang lebih simple dan pantas dengan menggandeng para insinyur dari Toyota dan Daimler.

Hasilnya, mobil “Hybrid” produksi mereka, sudah dilengkapi dengan motor listrik, mesin pembakaran internal, dan menggunakan teknologi Tesla Motors. Pada 2007, wakil Direksi General Motors, Bob Lutz sempat menyebutkan kalau mobil Tesla menjadi alasan dia untuk mulai mengembangkan mobil listrik ‘Chevy Volt’.

Pada 29 Juni 2010, Tesla Motors mulai memasuki pasar IPO (Initial Public Offering), dan menjadi pabrikan mobil kedua di Amerika (setelah Ford) yang bermain dipasar IPO. Meskipun Tesla Motors mengalami kerugian selama 10 tahun, namun saat itu Tesla berhasil masuk ke daftar NASDAQ dengan nilai 17 USD per saham dan nilai investasi sebesar 225 juta USD. Saat itu memang moment terbaik untuk terjun ke pasar IPO. Masalah minyak yang diakibatkan oleh kesalahan British Petroleum menutup sebagian besar teluk Meksiko dan terus meningkat seiring naiknya isu adanya transisi bahan bakar baru yang dianggap lebih logis pada saat itu. Hingga pada 5 Februari 2015, salah satu saham Tesla Motors, Inc. Nilainya sudah mencapai 220,99 USD dengan nilai market capital mencapai 27,44 juta USD. Elon Musk pada akhirnya memiliki 30% dari saham Tesla Motors, Inc. (TSLA).
CEO Tesla Motors, Elon Musk tampil diacara TV usai mengumumkan masuknya perusahaannya dalam IPO di NASDAQ market, New York
Salah satu penyebab suksesnya nilai finansial Tesla Motors ialah hadirnya sedan premium Tesla Model S, yang dilengkapi baterai dengan jarak tempuh 265 mil (426 km) berdasarkan test EPA 5-cycle. Produksi Model S dimulai pada Juni 2012 dengan harga jual mulai 69.900 USD dan berhasil menduduki ranking 99 dari total 100 nilai Consumer Reports.

Saat presentasi Model S, Musk dengan tegas menyatakan kalau dua puluh tahun kedepan, ada lebih dari setengah produksi kendaraan yang dibuat dengan sistem elektrik, dan ia berani bertaruh tentang prediksinya itu. Namun meski beberapa pakar analis meragukan prediksi yang dikemukakan Musk, namun itu tak membuat CEO Tesla khawatir, karena menurutnya: dengan mengimajinasikan kenyataan, Musk mampu merubah itu semua.

Elon Musk yakin dunia saat ini sangat tergantung dengan minyak. Ketergantungan  ini akan menyebabkan perubahan permanen terhadap iklim dan kondisi geo politik. Lebih diterimanya mesin listrik dibanding mesin berbahan bakar minyak akan membuat perubahan yang berarti. Oleh karenanya Tesla Motor bukanlah bisnis yang gampang bagi Musk. Ia tetap berupaya menjaga minat konsumen lewat media cetak dengan merangkul kolumnis New York Times, John M. Broder yang menulis tentang Test Drive Model S. Ternyata cara itu berhasil sehingga selama enam bulan pertama 2013, mobil Model S telah terjual habis sekitar 10.500 buah.
Tesla Model S
Pada 9 Oktober 2014, Tim Tesla Motors merilis Model S 85D dan P85D, yang merupakan mobil listrik pertama dengan dua motor. Model S P85D dibekali motor bertenaga 691hp(horse power) dan akselerasi mesin yang “gila-gilaan”: 0 – 60 Mph dalam 3,2 detik. Mobil tersebut juga dilengkapi dengan sistem Autopilot: sebuah kamera depan, radar, dan sensor ultrasonic 360 derajat yang secara aktif memonitor kondisi jalan disekeliling mobil. Dengan sistem Autopilot, Model S mampu mengubah jalur, menghindari menabrak pedestrian, mampu membaca rambu batas kecepatan, serta menambah laju kendaraan. Model S terbaru ini juga diperkuat baterai dengan kapasitas lebih besar dengan harga jual mulai 79.900 USD. Sementara model body-nya masih sama dengan Model S60. Pada Februari 2014, oleh Consumer Reports, Tesla Model S mendapat penghargaan sebagai mobil terbaik didunia selama 2 tahun berturut-turut.

Kabarnya versi lain dari Tesla Model  X, direncanakan akan dirilis pada awal 2016. Elon Musk juga berencana untuk membangun jaringan Stasiun Supercharger diseluruh Amerika, Eropa, dan Asia. Hingga 11 Februari 2015, sudah ada 377 stasiun Supercharger dengan 2.030 alat Supercharger diseluruh dunia.
Tesla Super chargers

Powerwall
Pada 1 Mei 2015, bersamaan dengan diluncurkannya proyek Tesla Energy, Tesla Motors juga memperkenalkan Stasiun pengisian baterai Lithium ion yang dilengkapi liquid thermal control, yang diberi nama POWERWALL. Perangkat ini terdiri dari dua model: pertama yang berkapasitas 10 KwH dengan harga jual 3.500 USD yang berfungsi sebagai energi tenaga cadangan; dan model kedua dengan kapasitas 7kwH, dengan harga 3.000 USD yang ditujukan untuk keperluan sehari-hari. Baterai Powerwall dapat disatukan dalam sebuah rak khusus guna memaksimalkan kapasitas penyimpanannya. Tiap baterai juga mendapat garansi pabrik selama 10 tahun.
Powerwall. Beberapa baterai dapat di pasang dalam satu wadah
Banyaknya permintaan sumber energi bagi para pengguna Tesla Motors, membuat perusahaan memberikan solusi alternatif dengan menghadirkan Powerpack. Perangkat ini bisa digunakan di lingkungan kantor, fasilitas industri, dan tempat lainnya, yang tentunya akan lebih banyak sumber energi yang bisa dibawa. Lebih dari 100 kwH baterai bisa disimpan dalam rak ini, mulai dari yang kapasitas 500 kwH hingga yang 10 MwH. Menurut Elon Musk, 160 juta unit Powerpack akan cukup melayani kebutuhan energi seluruh pengguna di Amerika Serikat; dan 2 milyar unit Powerpack mampu memenuhi kebutuhan pengguna diseluruh dunia.




SolarCity

SolarCity Corporation adalah provider penyedia energi yang berlokasi di San Mateo, California, Amerika. Co-founder SolarCity adalah dua orang sepupu bernama  Lyndon dan Peter Rive, sedangkan Elon Musk hanya sebagai shareholder perusahaan tersebut. Pada 2003, Musk menginvestasikan 10 juta USD ke perusahaan SolarCity setelah sebelumnya menjual 11 persen saham PayPal. SolarCity menjalankan bisnisnya dengan menyediakan sistem tenaga surya untuk kebutuhan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintahan. Perusahaan itu memberikan beberapa program bagi para Homeowners-nya, yaitu: Program pinjaman “MyPower”, serta Perjanjian Jual beli Solar Lease dan Solar Power (PPA).
SolarCity Panel yang terpasang pada Kantor utama eBay
Pada Mei 2008, SolarCity corp. Mendirikan sistem Listrik bertenaga surya untuk kantor pusat dan Server milik British Motors dan eBay. Pada 15 Januari 2015, SolarCity kemudian menjalin kerjasama dengan Credit Suisse Group AG dalam membangun fasilitas keuangan New Solar senilai 200 juta USD. Fasilitas kredit ini nantinya akan membantu pelanggan yang ingin berinvestasi dibidang energi surya melalui program pinjaman SolarCity, “MyPower”. Program ini memungkinkan pelanggan membayar lebih murah dalam penggunaan listrik sistem tenaga surya dibandingkan jika mereka menyewa lewat perjanjian pembelian listrik (PPA). Detailnya, mereka bisa menghemat harga per kilowatt-jam (KWH) disamping mereka juga harus membayar pinjaman sebesar 16 sen per KWH selama satu tahun pertama.

Konsep yang dianut SolarCity ialah Hemat biaya, Ramah lingkungan dan tentunya sesuai dengan prinsip yang dibuat oleh Elon Musk. Perusahaan juga khusus memberikan fasilitas energi tenaga surya bagi stasiun Supercharger milik Tesla Motors.

Meskipun begitu, adanya semangat Leadership dalam perusahaan tidak serta merta menyelamatkan SolarCity dari berbagai macam kritik. Beberapa pendapat skeptis menyatakan kalau energi tenaga surya takkan mampu menjadi bisnis model yang efektif disamping kompetisi dibidang industri ini sangatlah tinggi, merupakan hal yang berat jika ingin mempertahankan posisi perusahaan. Bagaimanapun, pada 10 Desember 2012, sejak SolarCity memasuki pasar IPO, nilai saham mereka naik dari 8 USD ke 11,79 USD dan hingga 13 Februari 2015, harga saham mereka melambung hingga 57,60 USD dengan nilai market capital 5,53 milyar USD. Saat ini Elon Musk memiliki 25% saham SolarCity (SCTY).

Para analis berpendapat jaminan Elon terhadap prospek perusahaan merupakan penyebab keberhasilan SolarCity. Jika pendiri SpaceX dan Tesla Motors yakin dengan sebuah teknologi, berarti ada hal yang berharga dalam teknologi itu. Pelaku saham di Wall Street bahkan menjuluki fenomena itu dengan nama ‘The Musk Effect ‘.

SpaceX
Elon Musk mulai merencanakan membangun perusahaan teknologi penjelajah luar angkasa (SpaceX) saat pergantian millenium tiba. Ia terinspirasi dari ide ambisius dimana mampu mengurangi biaya transportasi luar angkasa sehingga nantinya manusia bisa bermukim di planet Mars. SpaceX lalu didirikan pada 2002 dan bermarkas di Hawthorne, California, Amerika.

Elon Musk sangat tertarik dengan adanya peluang manusia untuk hidup di Mars dan menjadikannya sumber kehidupan. Tujuan utama proyek tersebut ialah otomatis membangun rumah hijau sehingga dimasa depan nantinya bisa menjadi ekosistem  mandiri berkelanjutan. Kendala utamanya pada saat itu ialah besarnya biaya pengiriman rumah hijau itu ke Mars. Musk bahkan sempat berencana membeli kendaraan peluncur dari negara Federasi Rusia dan membicarakan idenya dengan pemerintah disana, namun ia membatalkan idenya itu. Musk akhirnya mempunyai ide untuk membuat sendiri kendaraan peluncur dan pesawat luar angkasa.
Logo resmi, SpaceX
Pada Maret 2006, Elon Musk berinvestasi  sebesar  100 juta USD untuk SpaceX. Sekedar informasi bahwa Biaya pembuatan kendaraan peluncur di Rusia sebesar 15 juta USD sedangkan di Amerika sebesar 65 juta USD dimana jumlah itu sangatlah besar bagi pengusaha sekelas Elon Musk. Ia lalu menghitung biaya yang dikeluarkan jika ia membangun sendiri kendaraan peluncurnya yang nilainya hanya 2% dari biaya pembuatannya di Amerika. Sehingga Musk sadar bahwa akar permasalahannya ada di sistem birokrasi di industri luar angkasa, rendahnya daya saing dilevel perusahaan besar serta kecilnya usaha negosiasi untuk mencegah masuknya pemain baru.

Musk akhirnya yakin kalau biaya pembuatan kendaraan peluncur dan pesawat antariksa bisa di kurangi hingga 10X lipat. Pertama, ia mesti tahu tujuan proyek penerbangan luar angkasa. Misi utama dari SpaceX bukan untuk mengirim astronot atau kargo ke luar Bumi melainkan membuat koloni baru di planet lain, contohnya di Mars, dan Musk menginginkan efisiensi dalam pembiayaannya. Pada agustus 2008, salah satu investor yang mendanai proyek Elon Musk tidak lain adalah mantan rekannya di PayPal serta salah satu anggota Founders Fund , yaitu Peter Thiel dan Dave McClure. Pada bulan Juni 2009, Steve Jurvetson, pemilik setengah dari saham DFJ Venture memimpin  penggalangan investasi termasuk dari Founders Fund, dimana berhasil menghimpun dana sebesar 15 juta USD dari 60 juta USD yang diajukan.

Pada 9 November 2010, DFJ Venture dan Founders Fund menghimpun dana investasi  untuk SpaceX yang meningkat menjadi 50,2 juta USD. Meski begitu, Elon Musk masih menjadi pemilik saham 60% di SpaceX.

SpaceX memulai proyek pertamanya pada sistem peluncuran Falcon 1, di tahun 2002. Butuh 4 tahun dan ratusan juta dollar Amerika investasi untuk mendesain proyek tersebut. Hasilnya, mulai periode 2006 hingga 2015, beberapa perusahaan seperti DARPA, NASA, ORS, Celestis, ATSB, SpaceDev, Orbcomm, NSPO, Astrium, berminat dengan proyek SpaceX dan menjalankan beberapa rangkaian tes peluncuran roket Falcon 1.

Pada tahun 2006 hingga 2008, ada tiga peluncuran yang gagal, hingga pada 28 September 2008, saat peluncuran keempatnya, Falcon 1 akhirnya berhasil mengorbit. NASA sangat senang dengan hasil tersebut dan akhirnya menyetujui kontrak senilai 1,6 miliar USD untuk menerbangkan astronot Amerika dari dan ke orbit Bumi. NASA juga berencana melaksanakan  12 peluncuran dengan menggunakan pesawat antariksa SpaceX robotic Dragon dan roket Falcon 9.
Roket The Falcon 1 saat peluncurannya yang sukses.
Setelah bulan Oktober 2012, SpaceX lalu mengembangkan beberapa tipe mesin roket, seperti: Kestrel, Merlin 1, Draco dan Super Draco,  meskipun tanpa adanya support dari pemerintah . Roket terakhir yang mereka kembangkan tersebut digunakan pada  pesawat peluncur dari keluarga Falcon: Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy, juga pada Dragon Spacecraft.
 
Meski begitu, Elon Musk belum ingin mengikutsertakan SpaceX ke IPO. Menurutnya, semua yang telah dicapai oleh SpaceX melatarbelakangi impian terbesarnya, yaitu: Ekspedisi ke Mars. SpaceX merupakan proses desain untuk proyek Mars Colonial Transporter. Para ahli mesin Musk saat ini sedang mengerjakan mesin roket inovatif  (roket Grasshopper dan The Falcon 9) serta Red Dragon Spacecraft yang menggunakan roket Falcon Heavy (Versi modifikasi dari Dragon Capsule). Keduanya digunakan untuk mengangkut manusia dari Bumi ke Mars. Saking obsesinya dengan impiannya itu,  Elon Musk pernah mengatakan kalau ia ingin mati di Mars. 

Falcon Heavy rocket flight animation:
Grasshopper dan Falcon 9 merupakan kendaraan peluncur eksperimental yang mampu lepas landas secara vertikal. Pada 10 Januari 2015, ujicoba pertama pendaratan Roket SpaceX Falcon 9 ke Bumi, gagal dan mendarat dengan keras. Meski begitu, Tim SpaceX berhasil melakukan manuver berbahaya dan mendaratkan Roket pada landasan datar didekat pantai Florida.

Pada 12 Februari 2015, roket Falcon 9 berhasil mengirim satelit Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) keluar angkasa dari SpaceX Launch Complex 40 yang berada di Stasiun Angkatan Udara, Fla - Cape Canaveral. Satelit DSCOVR sendiri dikembangkan oleh Tim rekanan yang terdiri dari NOAA, NASA dan Angkatan Udara Amerika Serikat. Satelit ini dikembangkan guna mendeteksi dan memberitahukan adanya emisi berbahaya dari matahari yang mampu mempengaruhi infrastruktur telekomunikasi serta satelit yang berada dekat Bumi.
Falcon 9, saat peluncurannya yang sukses pada 11 Februari 2015.
CEO, Elon Musk, lewat akun twitter-nya sempat melaporkan keberhasilan roketnya mendarat mulus diatas laut dengan interval 10 meter.  Atas keberhasilan tersebut, semakin memberi harapan pada pendaratan diwilayah perairan dalam kondisi cuaca normal.

Dalam perjalanan karir Elon Musk, bisa dikatakan bahwa ia mampu mewujudkan impian masa kecilnya: menguasai angkasa raya, dan kedepannya bisa menjadikan Planet Mars sebagai rumah bagi koloni manusia lewat perusahaannya SpaceX yang terus melakukan inovasi dibidang industri luar angkasa.

Hyperloop
Elon Musk adalah orang yang perfeksionis sekaligus inovator dalam industri teknologi. Pengalamannya di bidang fisika dan ekonomi membantunya melihat tujuan sebenarnya dari sebuah proses dan memisahkannya dari prediksi spekulatif dan emosional. Intinya: He just think Big. Salah satu konsep briliannya, ia terapkan pada mode kelima sistem alat transportarsi bernama Hyperloop.

Pada 12 Agustus 2013, Musk memposting pada akun Blog-nya perihal Hyperloop beserta 58 halaman presentasi Alpha Hyperloop yang berisi penjelasan mengenai fungsi dan strukturnya. Hyperloop, sendiri merupakan sistem transportasi high-speed bertenaga surya yang digerakkan dengan memanfaatkan motor induksi linear dan tekanan udara, dimana mampu membawa membawa penumpang dari Los Angeles ke San Fransisco hanya dalam waktu 30 menit dengan jarak tempuh 381,8 mil (614,44 km).

Hyperloop mengadopsi teknologi yang juga digunakan pada kereta api dengan daya angkat magnetik. Sebuah komponen elektromagnetik digunakan untuk menggerakkan sejenis “Pods” atau “Kapsul”, dan udara bertekanan rendah membuatnya mampu mencapai kecepatan tinggi dibanding moda transportasi lainnya.
Sketsa kasar dari Kendaraan 'Hyperloop'
Hyperloop diyakini dua kali lebih cepat dibanding pesawat terbang dan tidak direpotkan oleh antrian  jadwal keberangkatan. Elon Musk bermaksud membagi konsep tentang bagaimana membangun sistem transportasi yang efisien dimasa depan kepada Gubernur California, Jerry Brown dan Presiden Amerika, Barack  Obama. Ia yakin bahwa Hyperloop merupakan transportasi alternatif yang tepat bagi pemerintah dalam merencanakan alat transportasi high-speed yang menghubungkan San Fransisco dan Los Angeles dengan biaya lebih dari 70 juta USD. Menurutnya adalah salah jika pemerintah mengeluarkan banyak anggaran demi sebuah transportasi yang lambat.

Sistem transportasi tersebut nantinya terdiri dari bantalan baja yang dipasang diatas tiang beton yang berjarak 45,73 hingga 91,44 meter dan kapsul didalamnya akan melesat dengan kecepatan 1.287 Km/jam. Hyperloop digerakkan oleh panel surya yang dipasang disepanjang jalurnya dimana untuk komponen motor dan elektroniknya dibuat oleh Tesla Motors, Insinyur dari SolarCity turut membantu dengan menyediakan panel surya, dan SpaceX akan menyiapkan perangkat luar angkasa yang telah diujicoba.
Sistem kerja kereta api super cepat, Hyperloop. (© Hejorama)
Satu Kapsul nantinya akan mengakomodir hingga 28 orang, dan jika anggaran proyek bisa meningkat dari 6 juta ke 10 juta USD, maka kapsul kargo Hyperloop direncanakan akan mampu mengangkut tiga mobil didalamnya. Akselerasi awal kapsul digambarkan akan sama dengan akselerasi pesawat terbang dan ada 70 kapsul dengan berbagai macam rute disiapkan dengan interval keterlambatan cuma 30 detik; dan jarak aman antar kapsul adalah 5 mil (8 Km). Diperkirakan dalam jangka waktu 20 tahun, investasi proyek ini baru akan balik modal  jika harga tiket yang dipatok sebesar 20 USD dengan jumlah penumpang tiap tahun sebanyak 7,4 juta orang.

Sistem transportasi Hyperloop direncanakan pertama kali akan dibangun di sepanjang jalur California highway Interstate 5. Musk menjanjikan tingkat keamanan sangat tinggi di moda transportasi tersebut. Para ahli juga sudah memperkirakan kemungkinan terjadinya rem mendadak saat kapsul melaju bahkan merancang struktur jembatan anti-gempa pada setiap kolom untuk meminimalisir efek kerusakan akibat gempa bumi.

Hyperloop diyakini menjadi alat transportasi yang sangat tepat diterapkan pada kota-kota besar dengan jarak antar kota tidak lebih dari 900 mil (1.500 km). Karena untuk jarak yang lebih jauh, pesawat terbang dirasa masih lebih unggul.

Meski begitu, Musk belum siap untuk fokus penuh pada pembangunan Hyperloop, dan masih sibuk dalam hal pengembangan prototype-nya saja. Ia juga membuka kesempatan dan siap men-support siapa saja yang ingin merevisi desain hyperloop buatannya. Menurutnya ia rela rugi finansial untuk mengembangkan Hyperloop asal bisa menciptakan moda transportasi baru bagi masyarakat.

Pada 15 Januari 2015, saat menyampaikan pidatonya di 10th Annual Texas Transportation Forum, Elon Musk mengumumkan pembangunan proyek Hyperloop beta test track yang sedang dikerjakan di wilayah Texas sejauh 5 mil (8 Km). Kedepannya, jalur tersebut akan dipakai oleh beberapa perusahaan dan sekelompok mahasiswa ahli mesin berbakat yang ingin menguji kapsul rancangannya. Musk juga berencana mengadakan kompetisi balapan Hyperlopp tahunan antar pelajar, semacam ajang Formula SAE.
Hyperloop, Visi konseptual dari HTT
Pada 26 Pebruari 2015, Hyperloop Transportation Technologies (HTT) menandatangani kontrak perjanjian kerja guna memulai pembangunan full-scale test track Hyperloop tahun 2016 yang pertama di kota percontohan California, Quay Valley yang rencananya akan rampung pada 2019. Saat ini HTT sedang menggalang dana investasi sebesar 100 juta USD untuk membangun test-track. Proyek HTT saat  ini sepenuhnya mengandalkan bantuan dana talangan dari JumpStartFund. Meski begitu, 100 juta USD  merupakan jumlah yang sangat besar bagi JumpStartFund sehingga tidak menutup kemungkinan untuk menerima bantuan dana dari luar. Saat ini CEO JumpStartFund, Dirk Ahlborn yang sekaligus pendiri HTT, berencana memulai IPO dan menaikkan nilai investasi senilai 100 juta USD.

Buku Favorit Elon Musk
Dalam sebuah wawancara, Elon Musk pernah berkata kalau ia sangat suka membaca buku fiksi dan biografi orang-orang terkenal, seperti buku: “Benjamin Franklin: An American Life” karya Walter Isaacson, “Tesla: Inventor of the Electrical Age” karya B. Carlson, “Structures: Or Why Things Don’t Fall Down” karya  J.E. Gordon, dsb. Selain itu ia juga menyukai buku-buku karya Dale Carnegie, terutama literatur dibidang Mesin, desain, bisnis, dan fisika. Namun yang paling disukai oleh Elon Musk  dan menjadi buku favoritnya yaitu “The Hitchhiker’s Guide to Galaxy” karangan Douglas Adams.
Buku favorit, Elon Musk
Elon Musk adalah seorang Indutrialis abad 21 yang sudah berhasil mewujudkan ide-ide fantastis. Kisah hidup Elon Musk telah membuktikan kalau keberhasilan yang sudah ia raih berkat ketekunan, kerja keras dan keyakinan pada setiap pekerjaannya. Nah, cukup sekian dulu kisah sukses dari Elon Musk dalam mendirikan dan menjalankan perusahaannya: Tesla Motors, SpaceX, dan SolarCity. Semoga bisa menginspirasi kita semua.(MY).