Pages

Subscribe:

September 29, 2016

25 tahun lalu, pria ini telah membunuh istrinya, namun itu bukan akhir dari aksi brutalnya

Gregory V. Green 
Pada 1991, Kepolisian Detroit menerima panggilan telepon dari seorang pria yang mengaku telah membunuh dengan menikam istrinya yang sedang hamil berkali-kali.

Saat polisi datang ke rumah pelaku yang bernama Gregory Green, polisi menemukan istrinya yang tengah hamil enam bulan itu sudah tewas bersimbah darah. Anehnya, sang suami malah duduk tenang menunggu polisi yang datang kerumahnya layaknya sedang menunggu tamu biasa.

Pengadilan kemudian menjatuhkan vonis kepada si pembunuh dengan tuduhan pembunuhan tingkat dua dengan hukuman penjara selama 16 tahun, dan anehnya Green merasa tak menyesal atas kejahatan kejam yang telah ia lakukan pada istrinya. Akhirnya Green dipenjara, namun tragedi belumlah berakhir karena delapan tahun setelah ia bebas, pihak kepolisian lagi-lagi menerima telepon ‘mengerikan’ dari Green.


Pada 2008, Green bebas dari penjara setelah menyelesaikan program rehabilitasinya. Meski ia tidak menunjukkan rasa empati sedikitpun selama ia dipenjara, pengadilan merasa sudah waktunya Green bebas untuk kembali bersosialisasi dengan masyarakat luar.

Singkat cerita, Green lalu bertemu dengan seorang wanita bernama Faith dan menikahinya pada 2010 serta ia diberikan hak asuh atas dua anak dari istri pertamanya yaitu, putrinya, Kara, dan putranya, Chadney. Tak hanya itu, Faith juga memberikan Green dua putri lagi, yaitu Koi Green dan Kaleigh Green.
Anak-Anak Green (Kiri) dan Green dan Faith (Kanan)
Namun segalanya tidak berjalan baik dalam rumah tangga mereka setelah menikah. Faith pernah mengajukan permohonan perlindungan kepada pemerintah, ia mengaku kalau suaminya melakukan tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) pada dirinya.

Enam tahun kemudian, Faith akhirnya mengajukan gugatan cerai pada Agustus 2016 dan resmi menceraikan Green pada 21 September 2016.

Pada malam naas itu, Kepolisian Detroit menerima sebuah panggilan telepon dari Green. Ia mengaku pada polisi kalau ia telah membunuh seluruh anggota keluarganya, dan saat polisi datang, lagi-lagi Green sudah menunggu dengan tenang  diteras rumah, dengan posisi sama dengan peristiwa pembunuhan yang ia lakukan 25 tahun yang lalu.
TKP lokasi pembunuhan 
Polisi lalu bergegas masuk kedalam rumah dan menemukan pemandangan yang sangat mengerikan. Keempat anak Green ditemukan sudah tak bernyawa lagi. Green telah membunuh putrinya Koi (5) dan Kaleigh (4) dengan cara mengunci mereka dalam mobil yang telah diisi dengan gas karbon monoksida yang dimasukkan lewat selang. Setelah keduanya dipastikan tewas, ia lalu membaringkan jasad keduanya di ranjang mereka.

Menurut polisi, Green juga memaksa istrinya menyaksikan saat ia menembak mati kedua anak istri pertamanya, yaitu Kara (17) dan Chadney (19) di kepala.
Chadney J. Allen (Kiri) dan Kara Allen (Kanan)
Tapi yang paling mengerikan yaitu saat ia mengikat istrinya, Faith dilantai basement lalu menyayat wajah dan leher sebelum kemudian menembak kakinya dan membiarkan istrinya tewas perlahan.

Beruntung, Faith masih hidup saat polisi datang. Ia lalu segera dilarikan ke rumah sakit dan berhasil selamat dari maut, meskipun ia mesti menerima kenyataan pahit kehilangan anak-anak yang ia cintai.
Koi dan Kaleigh Green
Green lalu divonis dengan tuduhan pembunuhan tingkat empat, tuduhan penyiksaan, dan tuduhan penembakan dan kepemilikan senjata api. Ia kemudian ditahan di Sel Wayne County dan dijadwalkan  mengikuti sidang lanjutan pada 5 Oktober 2016.


Tragedi yang sangat disayangkan memang, andai saja Green waktu itu tetap dipenjara karena kasusnya yang pertama, mungkin kejadian kedua tidak akan sampai terjadi, dan Faith tidak harus menjalani tragedi mengerikan karena bertemu dengan Green....Andai saja.. (YM).