Frank Wang, pendiri perusahaan DJI technology |
Siapa sih
sebenarnya, Frank Wang?
Frank Wang
merupakan seorang teknisi peringkat 57 paling kaya didunia, serta orang terkaya
nomor urut 38 di Cina dengan kekayaan senilai $3,6 Miliar; plus Frank Wang meupakan produsen Drone Nomor satu terkaya didunia!.
Sosoknya yang agak pemalu, berkacamata bulat
dengan jenggot tipis didagu, serta mengenakan topi golf yang menutupi hampir
seluruh rambutnya, membuat Frank jauh dari kesan seseorang yang cerdas,
tegas, filosofis, rendah hati dan apa
adanya. Frank Wang merupakan pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan SZ Da-Jiang Innovation Technology, atau biasa disingkat dan DJI, sebuah perusahaan robotic yang dikelola sendiri dengan revenue usaha sebesar $1 Milliar serta
nilai aset sebesar $10 milliar.
DJI, menguasai 70% market share didunia dari penjualan perangkat yang masuk kategori
kendaraan terbang tanpa awak / Unmanned
Aerial Vehicle (UAV) melalui produknya yang terkenal: Drone
Phantom, dimana Frank memiliki 45% saham di perusahaan tersebut.
Hal yang menarik dari semua kesuksesan yang diraih
DJI, bahwa ternyata banyak sekali kejadian aneh tentang penggunaan Drone DJI didunia. Salah satunya yaitu
saat Drone buatan mereka jatuh tepat
dihalaman Gedung Putih di Amerika. Terus ada lagi kejadian saat Drone DJI digunakan oleh seseorang untuk
menjatuhkan sebuah botol berisi bahan radioaktif diatas atap kantor perdana
menteri Jepang, dan banyak lagi cerita menarik lainnnya seputar penggunaan Drone DJI.
Drone DJI yang digunakan menyelundupkan narkoba dan ponsel dipenjara London. |
Paling parah, yaitu ketika ada yang memanfaatkan Drone DJI untuk menyelundupkan narkoba
dan ponsel kedalam halaman penjara yang berada di pinggiran kota London. Tapi
meskipun banyak cerita negatif yang beredar akibat penggunaan Drone DJI, perusahaan tersebut masih
tetap mempertahankan posisi dan kredibilitasnya sebagai pabrikan Drone terkemuka didunia.
Sekilas
tentang perusahaan DJI Technology
Didirikan pada 2006, dengan kantor utama berada di Shenzhen – Cina, perusahaan DJI atau Da-Jiang Innovations adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan Drone. Banyak yang menyebut perusahaan ini sebagai “Apple-nya Drone” dikarenakan DJI menguasai sekitar
70% dari market share penjualan Drone didunia.
Desain Interior salah satu ruangan DJI Store yang ada di Hongkong |
DJI juga menjadi perusahaan nomor satu di Cina yang
berkontribusi dalam memimpin revolusi Industri teknologi secara global!. Pada
tahun 2015, perusahaan ini meraup pendapatan hingga $1 Miliar dengan karyawan
sebanyak 4,000 orang yang bekerja dikantor cabang yang tersebar di Cina,
Hongkong, Jepang, Amerika Utara dan Eropa.
DJI memproduksi berbagai macam perangkat untuk
berbagai macam kebutuhan, termasuk bidang Industri. Dari level profesional hingga
pemula, semuanya mampu menggunakan produk-produk mereka seperti misalnya ‘kendaraan
tanpa awak’ (Drone seri Phantom, Flame Wheel, Spreading Wings), terus ada
Gimbal, platform terbang (seperti:
perangkat kamera otomatis), Kamera, Sistem propulsi,
Camera Stabilizer, pesawat radio
kontrol perekam, berbagai Modul, pesawat radio kontrol multi-rotor, helikopter tanpa awak, aksesoris helikopter, serta
masih banyak lagi produk lainnya.
Tidak hanya itu, DJI juga menciptakan perangkat
kamera sendiri, perangkat stabilisator, motor dan “sistem terbang radio
kontrol” juga termasuk software untuk
menyunting video dan mempostingnya
langsung secara online.
Produk DJI memudahkan aplikasi dibidang industri,
pembuatan film profesional, agrikultur, konservasi, misi penyelamatan (SAR),
infrastruktur energi, dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diberikan oleh
produk buatan DJI yang dirasa mampu membantu para pekerja menyelesaikan tugas
lebih aman, cepat, dengan tingkat efisiensi yang lebih baik baik dibanding
sebelumnya.
Drone DJI juga digunakan oleh Tim penyelamat, Surf Life Saving Central Coast (SLSCC) di Australia |
Tidak hanya fungsi produk mereka saja yang diakui dunia,
dari segi komponen yang ada dalam produk mereka juga tak kalah hebatnya!. Sekedar informasi produk DJI menggunakan 32-bit microprocessor yang menjadi digital signal processor paling
handal saat ini. Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan Aramballa! Yang dikenal luas sebagai pabrikan chips untuk action-camera
merk GoPro. Pabrikan chips tersebut
juga menyuplai processornya untuk
kamera DJI yang mampu melakukan proses
capture dan streaming video berkualitas 4K dengan frame rates yang tinggi.
Isi komponen yang ada di Drone DJI Phantom 2 |
Disamping itu, DJI juga bekerjasama dengan MediaTek (desainer chip asal Taiwan)
serta WT Microelectronics demi
menghadirkan produk mereka yang best of
the best.
Asal Mula berdirinya DJI
Frank Wang Tao, atau lebih dikenal dengan nama Frank Wang, lahir pada 1980 dan tumbuh besar di Hangzhou, dipesisir pusat pantai Cina,
yang juga menjadi kampung halaman dari Boss Alibaba group, Jack Ma. Frank adalah anak seorang guru dan juga seorang teknisi sekaligus
pemilik usaha kecil-kecilan pada waktu itu.
Frank Wang dengan Drone ciptaannya |
Saat beranjak remaja, Frank sudah
menunjukkan minatnya pada setiap “objek yang melayang”. Diwaktu senggang, ia
sering membaca buku tentang model-model pesawat terbang dan sering bermimpi
tentang “fairy”, sebuah alat yang dilengkapi kamera dan bisa terbang mengikuti
kemana ia pergi. Frank baru menerima helikopter remote kontrol impiannya saat
ia berusia 16 tahun (yang sebentar saja ia rusakkan).
Tak lama kemudian, Frank melanjutkan studinya di East China Normal University yang berlokasi di Shanghai dan
mengambil jurusan psikologi. Namun sejak ia jatuh hati dengan segala hal yang
bisa terbang dan masa remajanya yang ia habiskan hanya untuk merakit model
mainan terbang, maka iapun memutuskan untuk mwujudkan impiannya: membuat helikopter
Drone.
Ia bahkan memutuskan untuk berkarir dibidang yang
ia cintai tersebut: Drone!, namun
karena ilmu akademiknya dibidang tersebut kurang maka tak ada pilihan lain
baginya selain ia harus masuk ke Universitas IT terkemuka didunia, macam MIT
atau Stanford.
Frank Wang saat masih kuliah dengan helikopter remote controlnya |
Karena ia gagal masuk di Universitas bergengsi
tersebut, maka Frank memutuskan untuk keluar dari East China Normal University
dan memutuskan pindah kuliah di Hongkong
University of Science & Technology (UST) pada 2003.
Meskipun, sempat kehilangan tujuan hidupnya, namun
selama masa semester akhir di Universitas, Frank mencoba mengerjakan tugas ‘sistem
kendali penerbangan helikopter’ yang mengharuskan ia keluar dari kamar kost.
Namun dari situlah ia kemudian menemukan kembali tujuan hidupnya.
Dosen sekaligus Profesor ahli robot dikampusnya,
yang bernama Li Zexiang, menyadari
kemampuan group Leadership dan
pemahaman teknikal yang dimiliki Frank. Oleh karenanya ia memutuskan membantu
Frank sampai ia lulus kuliah.
Frank sangat tekun mengerjakan tugas akhir
kelompoknya. Mulai dari bolos mengikuti kuliah hingga begadang sampai jam 5
pagi pun ia lakukan. Sayangnya, fungsi melayang pada komputer onboard yang ia buat, gagal dimalam
sebelum presentasi kelas dimulai. Namun usahanya pada hari itu tidak percuma!.
Frank kemudian memutuskan melanjutkan proyek
helikopter tersebut!
Dibawah bimbingan Prof. Li Zexiang, Frank akhirnya
berhasil menciptakan helikopter tanpa awak pertama yang mampu terbang mendaki
gunung Everest bahkan hampir mencapai puncak gunung tersebut.
Frank Wang bersama dosen sekaligus mentornya, Prof. Li Zexiang |
Peristiwa
inilah yang menjadi landasan awal lahirnya perusahaan Da-Jiang Innovation
Technology – DJI!.
Struktur organisasi perusahaan - DJI
Orang-orang yang pertama bergabung di dua tahun
pertama beroperasinya perusahaan ialah: Frank Wang, Jinying Chen, Zhihui Lu and
Chuqiang Chen. Zhihui Lu merupakan
anggota termuda dari tim, dimana ia awalnya menutup perusahaan kecilnya dan
memutuskan pindah ke Shenzhen dan bergabung dengan DJI dengan bermodal $100
dikantongnya. Jinying Chen dan Chuqiang Chen juga memutuskan berhenti
dari tempat kerjanya dan ikut bergabung bersama tim DJI.
Menariknya, Chuqiang Chen pada waktu itu sebenarnya
diharuskan membayar denda sebesar 30,000 RMB (atau sekitar $4,600) karena
berhenti dari pekerjaan sebelum masa kontrak 3 tahun-nya selesai. Ia sempat
juga mendapat julukan “Thirty Thousand Chen” dari pendiri DJI lainnya, karena awal
ia bekerja hanya untuk membayar denda tersebut.
Foto awal para pendiri DJI (dari kanan kekiri): Frank Wang, Jinying Chen, Zhihui Lu dan Chuqiang Chen |
Waktu berlalu, Siapa sangka, perusahaan yang
awalnya berkantor di kamar kos anak kuliahan dikemudian hari nantinya akan menjadi
sebuah pabrik besar di Shenzhen – Cina!. Mereka memulai proyek mereka di sebuah
apartemen dengan tiga kamar, dengan menggunakan dana yang berasal dari uang beasiswa milik
Frank yang masih tersisa.
Frank juga membuat video tentang helikopter yang ia
buat saat masih berada dikampus dan mempostingnya secara online. Helikopter ciptaannya
itu kemudian sukses terjual dengan harga RMB 50,000 atau sekitar $6,000 ke beberapa
perusahaan pemerintah dan Universitas yang ada di Cina yang otomatis membuat
perusahaan mereka dikenal oleh komunitas Drone
terbesar didunia, DIY Drones. Butuh
sekitar RMB 15,000 (sekitar $2,000) untuk memproduksi satu Drone!. Keuntungan penjualan tersebut juga membantu mereka untuk
membayar gaji karyawan.
Pada akhir 2006, DJI telah terjual sebanyak 20 unit
dalam sebulan dan perusahaan mendapat suntikan dana sebesar $90,000 dari rekan keluarga
Frank, Lu Di.
Dua tahun kemudian, yaitu tahun 2008, Drone pertama buatan DJI sedang dalam
tahap pengembangan. Semua pendiri DJI, yaitu Lu, Chujiang, dan Jinying,
meninggalkan perusahaan selama enam bulan guna mencari teknologi baru yang
handal untuk produk terbaru mereka.
Perkembangan usaha
Apa yang awalnya hanya sekedar hobi, kemudian
berkembang menjadi bisnis raksasa!.
DJI akhirnya berhasil membuat radio kontrol terbang
canggih dengan kemampuan autopilot yang mereka tampilkan dalam pameran dagang
yang dihadiri komunitas helikopter radio kontrol sebanyak 70,000 orang.
Tahun 2011!. Biaya produksi unit Drone mengalami penurunan sekitar $400
dari harga awal $2,000 ditahun 2006. Sebuah anak perusahaan bernama DJI North America, lalu didirikan
dengan bantuan Colin Guinn. Anak
perusahaan itu bertugas mendistribusikan Drone
ke pasar yang lebih luas. Colin memiliki 48% saham perusahaan sedangkan DJI memiliki
52%.
Colin Guinn, saat masih bergabung di DJI North America |
Setahun kemudian, DJI berhasil membuat satu set Drone yang lengkap, terdiri dari: software, baling-baling. Rangka, gimbal
dan remote control. Setelah itu,
perusahaan ini kemudian meluncurkan produk mereka yang paling terkenal, DJI Phantom pada Januari 2013!. Phantom
merupakan Drone pertama yang memiliki
kemampuan siap terbang, sebuah Helikopter dengan empat baling-baling (Quad-copter)
yang mampu melayang diudara selama satu jam dan tidak rusak saat jatuh pertama kali.
DJI Phantom pertama yang diluncurkan Januari 2013 |
Simple
dan mudah dioperasikan menjadikan Phantom langsung menguasai pasar mainan Drone dan digandrungi oleh banyak orang.
Menariknya, DJI-Phantom yang saat itu dijual dengan harga retail $679 menjadi produk
best seller perusahaan meskipun tidak
terlalu intens dipasarkan. Hal ini kemudian menaikkan revenue perusahaan lima kali lipat, dimana saat ini 30% revenue berasal dari penjualan di
Amerika, 30% di Eropa dan 30% di Asia. Sisanya berasal dari penjualan di wilayah
Amerika Latin dan Afrika.
Pada Mei 2013, DJI membeli saham milik Colin Guinn
di DJI North America, dan mengalihkan seluruh uang penjualan DJI ke kantor
utama mereka di Cina. DJI mengakhiri tahun 2013 dengan total pendapatan $130
juta!.
Pada 2014, setelah mendapat suntikan dana dari Sequoia Capital, perusahaan DJI
langsung memiliki nilai usaha sekitar $1,6 miliar dan menutup tahun itu dengan
nilai pendapatan sebesar $500 juta!.
Tidak mesti harus menjadi juara di sekolah untuk menjadi orang yang sukses di masa depan |
Nilai penjualan mereka terus mengalami peningkatan
tiga kali bahkan empat kali lipat, dari tahun 2009 hingga 2014, yang otomatis
menaikkan nilai keuntungan perusahaan dimana saat itu keuntungan bersih
perusahaan sebesar 120 juta!.
Tahun 2015
DJI Technology telah menjadi perusahaan pabrikan Drone terbesar didunia!.
Pada Mei 2015 – perusahaan mendapatkan suntikan
dana sebesar $75 juta dari Accel
Partners dengan total nilai usaha mencapai $8 miliar. Tapi bukan Cuma itu moment terbaik yang dialami DJI
Technology ditahun 2015. Drone DJI
Phantom juga akhirnya memiliki satu spot di
Apple Store dibulan September 2015.
Hal menarik ialah saat acara pembukaan US skies for commercial operators yang
diselenggarakan oleh FAA (Federal Aviation Administration). Waktu itu FAA telah
menyiapkan banyak ruang display untuk
perusahaan yang ingin bergabung, dan faktanya, FAA sudah sepuluh kali
menyetujui proposal DJI dibanding perusahaan kompetitor-nya.
Salah satu drone buatan DJI pada event IFA 2015 Consumer Electronics And Appliances Trade Fair |
Perusahaan juga telah menaikkan total penyertaan
modal sebanyak 3 kali dari 3 invenstor, yakni Accel Partners, Lighthouse
Capital Management (Shanghai) dan Sequoia Capital. DJI juga menerima investasi
dari Hasselblad yang jumlahnya tidak dipublikasikan pada November 2015.
Berikut video tentang kampanye lingkungan hidup yang dibuat menggunakan Drone DJI:
Saat ini DJI sedang mempersiapkan menaikkan modal
mereka hingga mencapai nilai usaha $10 Miliar, dan jika kita hitung nilai saham
yang dimiliki Frank yakni sebesar 45 % maka kira-kira kekayaan Frank
diperusahaan ini mencapai sekitar $ 4,5 Miliar. Nah, dengan semakin populernya Drone buatan DJI technology dipasar
dunia, maka tidak heran Direktur DJI dan
dua karyawan lainnya akan tetap menjadi seorang Miliarder hingga saat ini (MY).
Sumber: http://www.yosuccess.com/success-stories/frank-wang-dji-technology/