Pages

Subscribe:

February 4, 2015

Jack Dorsey : Kisah sukses Co-Founder Twitter


Jack Dorsey, salah satu pendiri Twitter

Kisah sukses kita kali ini akan membahas sosok Jack Dorsey, seorang pengusaha dan Web-developer asal Amerika. Ia juga dikenal sebagai co-founder dan co-creator dari aplikasi Twitter, sekaligus menjabat sebagai pendiri dan CEO Square, sebuah perusahaan pembiayaan mobile.

Kadang sebuah ide yang tidak disengaja mampu menjadi suatu bisnis raksasa. Sebagai contoh, yaitu sebuah aplikasi dengan nama yang keren: Twitter yang tanpa sengaja diciptakan oleh seorang programmer muda, bernama Jack Dorsey yang awalnya hanya ingin tahu apa yang sedang dilakukan sahabatnya saat itu. Selain itu Dorsey juga menjadi pelopor lahirnya layanan microblogging yang saat ini dampaknya mampu mengubah wajah dunia.


Masa Kecil Jack Dorsey
Jack Dorsey lahir di St. Louis (Missouri, Amerika) pada 19 November 1976. Saat remaja, Dorsey sangat senang dengan komputer dan mampu menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari salah satu versi dari IBM. Saat itu ia bercita-cita ingin membuat peta kota New York secara Live, dimana mobil ambulans, mobil polisi, pemadam kebakaran, Taxi, dan sebagainya, bisa ditampilkan dalam bentuk kumpulan titik yang bergerak. Minat Dorsey terhadap situasi perkotaan berasal dari profesi sang ayah yang sering bepergian. Ayahnya, Tim Dorsey adalah seorang insinyur peralatan medis yang sering bertugas berkeliling keseluruh kota di Amerika. Keluarga Dorsey beberapa kali mesti pindah rumah disekitaran wilayah St. Louis padahal mereka punya tempat tinggal tetap di Denver, Colorado. Dimanapun mereka berdomisili, Jack pasti membeli peta lokasi setempat kemudian ia berkeliling kota hingga larut malam. Ibunya, Marcia Dorsey menganggap kelakuan Jack berbahaya khususnya dari orang yang baru ia kenal.
Jack Dorsey, saat ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia
Hal yang pertama diingat orang dari seorang Jack bahwa ia adalah anak yang pendiam. Jack ternyata dulunya adalah anak yang gagap, makanya ia lebih banyak diam. Dorsey kecil menyembuhkan penyakitnya sendirian setelah sebelumnya cara medis tidak berhasil. Jack selalu mengikuti kompetisi ceramah dan setelah beberapa kali gagal, akhirnya ia berhasil berbicara normal. Sembuhnya ia dari “penyakit” tersebut kemudian  membantunya untuk tetap bertahan di kerasnya kehidupan New York dan San Fransisco.

Menurut sebuah sumber dari asal sekolah Jack, Bishop du Bourg High School di St. Louis, Missouri, bahwa Jack sama dengan kebanyakan murid pada umumnya: ikut bergabung di klub tennis, gemar menggambar dan menyukai sejarah kesenian, berpartisipasi di surat kabar sekolah dan tentunya ia salah satu anggota club komputer yang akhirnya menjadi kegiatan favoritnya, meskipun tidak seantusias Bill Gates atau programmer terkenal lainnya. Intinya, Jack dulunya adalah anak yang berbakat.

Jack Dorsey melanjutkan studi di Bishop du Bourg High School, Saint Louis, Missouri
Menurut Jack Dorsey, ia mestinya bisa jadi seorang ahli perencanaan kota tapi impian masa kecil merubah jalan hidupnya. Awalnya ia memindahkan jalanan yang ada di peta ke format digital kemudian dengan menggunakan papan buletin elektronik (Sistem papan buletin merupakan  model prototype internet) ia lalu menempatkan objek-objek bergerak ke peta digitalnya. Hasilnya sebuah model miniatur kota sesungguhnya. Pengalaman pertama Jack dibidang programming dilakukan saat ia berusia 14 tahun. Ia berhasil membuat program untuk layanan taksi dan pemadam kebakaran. Konon awal mula ide pembuatan twitter muncul saat Jack mendengar para pengemudi taxi saling berkomunikasi tentang posisi dan apa yang sedang mereka kerjakan. Namun beberapa berpendapat kalau ide twitter lahir dari impian Jack sejak kecil.

Jack pernah berkata: “Aku rasa pekerjaan seorang kurir  seperti sihir, aku biasa melacak jalur-jalur yang dilalui oleh seorang kurir dari satu tempat ke tempat lainnya diseluruh dunia. Menjemput barang dirumah pelanggan, membungkusnya, kemudian mengantarnya ketujuan”


Intern, Tukang Pijat, Programmer
Pada musim panas 1991, Jack bergabung di perusahaan Mira Digital Publishing. Suatu ketika Ia tiba-tiba masuk keruangan boss-nya, Jim Makkilvi untuk membicarakan proyeknya yang sangat penting. Jim berjanji akan membahas proyek Dorsey nanti, tapi seperti biasa, Boss-nya ternyata lupa dan malah melanjutkan pekerjaannya yang lain. Sayangnya Dorsey ternyata dengan sabar menunggu sang boss beberapa jam setelahnya. Beberapa minggu kemudian Jack Dorsey yang masih remaja itu, memimpin sebuah tim programmer yang sebagian besar berusia 30 tahunan. Beberapa karyawan penasaran kenapa bisa seorang anak muda menjadi pemimpin sebuah proyek. Makkilvi lalu menjawab: “Dia Cuma asisten internal saat musim panas”.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah St. Louis, Jack Dorsey melanjutkan studinya di Missouri University of Science and Technology, akan tetapi dua tahun kemudian ia memutuskan hijrah ke New York, kota impiannya sejak kecil. Kesukaannya pada kondisi perkotaan nantinya akan menjadi penemuan yang lebih besar dibanding sekedar hiburan semata. Nah, saatnya bagi Jack untuk mewujudkan aplikasi impiannya sejak kecil menjadi kenyataan, dimana orang-orang bisa saling berkomunikasi dan memberitahukan tentang apa dan dimana mereka berada sekarang?. Pertanyaan “Apa yang sedang terjadi?” – menjadi kunci terciptanya aplikasi twitter.

Dispatch Management Services Corp (DMSC), selanjutnya menjadi perusahaan dimana Jack bekerja. Dalam buku biografi Jack Dorsey diceritakan kalau ia dengan mudahnya membobol sistem keamanan website perusahaan dan mengirimkan email kepada Top Manager DMSC, Greg Kidd dengan merekomendasikan catatan bagaimana cara menambal celah jaringan, oleh Dorsey. Meskipun ada resiko Dorsey akan ditahan atas peristiwa itu, nyatanya ia malah direkrut oleh perusahaan tersebut. Disanalah Jack kemudian belajar mengenai layanan Short Message Service (SMS), sekaligus mengembangkan program baru yang memungkinkan ia mengetahui pergerakan setiap orang secara real time.

Selama beberapa tahun, Dorsey mengerjakan proyek software untuk taksi dan mobil ambulans. Ia juga berperan penting pada acara promosi program terbaru dari Greg Kidd, bernama dNet.com. sayangnya, setelah sistem dot-com melambung di tahun 2000, proyek tersebut gagal dan Dorsey akhirnya diberhentikan. Setelahnya, Dorsey menjadi pekerja Freelance selama hampir lima tahun dan sempat ikut kursus pijat terapi.

Dorsey selanjutnya bekerja di Odeo Company, perusahaan spesialis startup internet, yang berlokasi di Silicon Valley, San Fransisco. Perusahaan ini dikepalai oleh programmer dan pengusaha berbakat, Evan Williams, yang sebelumnya pernah bekerja bersama Sergey Brin di Google. Pada tahun 2006, Odeo mulai mengalami krisis keuangan, dan juga permasalahan ideologi. Evan lalu membagi timnya menjadi beberapa group dan mesti membuat terobosan produk baru. Hingga pada suatu hari, saat berada ditaman bermain sambil menikmati fast food meksiko, Jack Dorsey mengemukakan idenya tentang sebuah program yang memungkinkan orang bisa menyampaikan apa yang mereka pikirkan secara online. Inilah awal mula layanan SMS diperkenalkan ke pasar Amerika. Lucunya, disaat remaja Eropa sudah saling SMS-an dengan temannya, Amerika, yang notabene negara hi-tech, baru mencoba layanan ini.

Jack lalu bermaksud memakai layanan SMS untuk mengirim pesan melalui program khusus yang mampu menyebarkan SMS keseluruh daftar teman yang ia punya (meskipun layanan ini dibatasi maksimal 140 karakter). Butuh dua minggu bagi Dorsey dan rekannya menulis kode hingga menghasilkan program bernama Twitter beserta logo burung berwarna biru.

Saat remaja, Jack Dorsey sudah memiliki banyak ide yang ditulis dibuku catatannya. Untuk mewujudkan semua ide tersebut, diperlukan tidak hanya sumber dana tapi juga waktu yang memadai. Bertahun-tahun kemudian, buku catatannya itu masih tersimpan diantara tumpukan kardus dilemarinya.

Dunia tidak akan mengenal yang namanya twitter, jika seandainya waktu itu Jack tidak membersihkan kamarnya, dan menemukan buku catatan yang berisi ide-ide briliannya.

Setelah membaca buku catatannya, dan menyadari kalau tak satupun ide dalam buku itu yang sudah terwujud, Jack kemudian bertekad untuk mewujudkan semua idenya itu.

Jack ingin membagi idenya itu kepada teman-temannya akan tetapi mereka semua berada di tempat yang berjauhan. Alangkah bagus, jika teman-temannya itu bisa membaca ide yang ia punya, pikirnya. Inilah awal mula terciptanya twitter, yang dibuat Jack dan temannya selama dua minggu.


Tweet Pertama
Kicauan pertama yang muncul dilayanan microblogging, Twitter, terjadi pada 21 Maret 2006 dimana Jack Dorsey menulis “just setting up my twttr” pada akunnya. Sedang untuk versi publik, layanan twitter muncul pertama kali pada Juni 2006.

Awalnya, warga Amerika beranggapan kalau twitter tidak menarik. Bahkan Evan Williams sempat membandingkan twitter dengan es krim. Keduanya sama-sama enak tapi  tidak berguna. Sebuah kejutan, saat itu Odeo membuat program dukungan kepada para programmer muda dengan sumbangan dana. Kurang dari sebulan sejak Twitter diluncurkan pertama kali, dimana saat itu Jack pusing bagaimana caranya memperoleh dana dan bertahan sebagai perusahaan terpisah. “Kami tidak punya cukup waktu untuk menganalisis kondisi saat itu, ketika tiba-tiba kami mendapat kiriman undangan sarapan pagi”. Dorsey menambahkan- “Kami lalu bertemu langsung dengan penyandang dana di hotel San Fransisco. Kemudian terlibat percakapan singkat tapi produktif dan saat kami kembali ke kantor 30 menit kemudian, kami mendapat kiriman email hasil scan Cek senilai setengah juta dollar”.
Fred Wilson
Fred Wilson-lah, orang yang tidak hanya menawarkan diri sebagai sponsor tapi juga sebagai Strategic Consultant bagi Twitter. Meski jadwalnya sangat padat, Fred selalu menyempatkan diri untuk memberikan saran dan masukan. Ditambah lagi, strategi yang ditawarkan tidak hanya fokus  pada Kondisi global tapi juga detail terkecil terhadap penggunaan Twitter. Setiap sponsor baru datang dengan bermacam pertanyaan dan permintaan, namun hal itu malah membantu Fred  untuk memahami ide dan pemikiran tim-nya. Hasilnya, Fred tidak hanya mendukung Twitter dalam hal finansial, ia juga membantu keberhasilan manajemen di Twitter.

Pengembangan Twitter
Dengan semakin berkembangnya teknologi smartphone, menjadikan proses berkirim pesan via internet lebih mudah dibanding via SMS. Menurut survey SimilarWeb analytics tool, Twitter mempunyai 2,2 juta kunjungan tiap bulannya. Popularitas Twitter semakin tersebar luas saat diselenggarakannya Southwest Film Festival 2007, saat itu karyawan perusahaan memasang dua layar yang menampilkan pesan real time dari pengguna twitter. Dengan event itu, para pendiri Twitter berani meningkatkan jumlah tweet dari 20.000 ke 60.000. Setahun kemudian, dibulan Mei 2008, miliaran pesan berhasil terkirim lewat twitter. Perusahaan mulai mengembangkan twitter dan berhasil membukukan keuntungan pasar sebesar 1,5 miliar Dollar.

Peluang untuk berkirim pesan secara langsung ke jutaan orang diseluruh penjuru dunia lambat laun mengubah twitter menjadi senjata politik yang berbahaya. Sebagai contoh, di Iran, lewat layanan twitter, masyarakat berhasil menjaring aksi gelombang protes hanya dalam jangka waktu beberapa hari saja. Hal yang sama juga terjadi di Moldova, Guatemala dan Uganda. Pemerintah Amerika Serikat bahkan mengundang Jack Dorsey ke Irak hanya untuk mengajarkan twitter kepada perdana menteri setempat. Ditempat lain, mantan penasehat keamanan Amerika, Mark Pfayfel, bahkan berinisiatif menominasikan Dorsey dan pendiri Twitter lainnya, hadiah Nobel atas andil mereka terhadap masa depan di Irak.

Dengan maksud meningkatkan penghasilan, Evan Williams membujuk Dewan petinggi di Twitter untuk menggeser posisi Jack Dorsey. Hingga pada bulan Oktober 2008, Dorsey digeser dari posisi Executive Director of Twitter dan resmi berhenti dari perusahaannya.
Dick Costolo - CEO Twitter saat ini (2014)
Pada 2010, Evan Williams tidak mampu lagi mengelola Twitter dan menyerahkan posisinya ke Top manager twitter Inc. Lainnya – Dick Costolo yang selanjutnya berinisiatif memanggil kembali Dorsey menduduki posisi sebagai Executive Chairman. Pada bulan Maret 2011, Jack Dorsey memberhentikan empat manager yang ikut berperan mengimplementasikan strategi layanan  dibawah kepemimpinan co-founder, Evan Williams dan Biz Stone.

Kesuksesan Square
Saat ini Jack Dorsey membagi waktunya di Twitter dengan pengembangan usaha baru bernama Square, Inc., yang rencana awalnya akan diberi nama ‘Squirrel’. Nama yang cukup aneh itu konon terinspirasi dari bentuk gadget yang mini sehingga menjadikan sistem pembayaran mobile kartu kredit terlihat kecil. Uniknya, produk yang dihasilkan kemudian sangatlah berbeda: yaitu berbentuk kubus kecil dengan satu pin penghubung disalah satu sisinya. Oleh karena itulah, alat itu kemudian dinamakan Square (Kotak)
Square mobile payments
Dorsey menjelaskan bahwa Square merupakan “alat baca” yang disisipkan lewat lubang headphone pada handphone. Terdapat lempeng magnetik didalamnya yang berfungsi membaca informasi yang ada pada kartu kredit yang dimasukkan di alat tersebut.

Roelof Botha, salah satu direktur Sequoia Capital (perusahaan yang berinvestasi di Square sebesar 27,5 juta USDollar), pada tahun 2011 menyatakan kalau mereka telah mencatat kemajuan yang dibuat oleh Square selama 18 bulan terakhir. Sayangnya, jutaan usaha kecil di Amerika belum menerima sistem pembayaran lewat kartu kredit, dan itu berarti lahan bisnis baru bagi Square. Pada 8 Agustus 2012, Starbucks menginvestasikan 25 juta USDollar ke Square. Sekedar informasi kalau CEO Starbucks, Howard Schultz bergabung sebagai dewan direksi Square. Bagi Square sendiri, menjalin kerjasama dengan perusahaan kopi terbesar didunia lebih berharga dibanding uang itu sendiri, karena dengan begitu dapat lebih memperkenalkan layanan Square ke seluruh wilayah Amerika

Cara Twitter menghasilkan uang
Apa alasan Jack Dorsey gagal menghasilkan uang banyak lewat twitter?, beberapa ahli berpendapat kalau Jack jauh melampaui zamannya. Menurut teori ini, Twitter merupakan produk awal yang kemudian dinamakan Web 2.0. Untuk memudahkannya, penggunaan twitter ditentukan oleh penggunanya, dimana mereka dapat mengirimkan tweet berisi komentar mereka terhadap makan siang yang enak, promosi diri, serta menginformasikan bencana alam lebih cepat dari cara tradisional sekaligus menjangkau banyak audiens. Facebook dan Google Cuma memiliki tools yang terbatas, yang menjadikan kebiasaan penggunanya mudah ditebak. Selain itu, Sosial media memang cocok untuk menghasilkan uang lewat iklan. Dorsey memang tidak ingin perusahaannya fokus menghasilkan uang tapi membuat berita.

Beberapa tahun sebelumnya, Professor dari Stanford University mengatakan kalau Dorsey sebenarnya tidak tertarik menghasilkan uang disebabkan didikan yang diperolehnya sejak kecil. Meskipun dia sudah menjadi orang terkenal namun Jack masih tinggal di apartemen kontrakan dan sering menghasilkan uang untuk berbagai kegiatan amal.

Pada Oktober 2009, untuk pertama kalinya Twitter menghasilkan laba. Dilansir dari majalah BusinessWeek, Dorsey memperoleh 25 juta USDollar dari penandatanganan kontrak dengan Google Inc. Dan Microsoft. Isi Kerjasamanya yaitu: Pesan yang ada ditwitter bisa tampil di halaman Google dan Bing, meskipun Dorsey menolak tawaran dari facebook.

Informasi terakhir menyebutkan kalau Value Shares Twitter meningkat 182% sejak saham perusahaannya melambung di IPO pada 7 November 2013. Saham yang awalnya dibuka diharga 26 USDollar melambung menjadi 45 USDollar di hari pertama perdagangan. Analis berpendapat kalau hal itu disebabkan oleh strategi konservatif yang dijalankan Twitter.
Twitter di lantai bursa IPO
Saat ini, hampir 85% keuntungan Twitter berasal dari iklan online di websitenya. Twitter menawarkan tiga langkah mudah bagi perusahaan atau pribadi dalam beriklan di website mereka: yaitu mempromosikan tweet yang akan muncul di timeline pengguna, mempromosikan seluruh isi akun, atau menjadikannya trending topic.

Rahasia kesuksesan Jack Dorsey
Salah satu kunci kesuksesan Dorsey adalah kerja keras. Ia bekerja sedikitnya delapan jam di Twitter lalu lanjut berkeliling kota selama delapan jam sebagai bagian dari pekerjaannya di Square. Kedua perusahaannya itu cepat sekali berubah dan sangat memerlukan komitmen kerja dari Dorsey. Pertanyaannya. Bagaimana bisa Jack Dorsey punya cukup waktu dan tenaga mengerjakan itu semua?. Jawabannya: Ia menyusun rencana kerja tiap menit dalam satu hari kerja.

Menurut Dorsey: “Satu-satunya cara jika kita harus bekerja selama 16 jam sehari ialah dengan disiplin mengerjakan rencana kerja yang sudah kita buat”.

Berikut jadwal kerja Dorsey tiap harinya:
·         Senin : Rapat dan menjalankan perusahaan;
·         Selasa : Mengerjakan kunci komponen produk;
·         Rabu : memasarkan, menyesuaikan dan mengembangkan;
·         Kamis : Para pengembang dan mitra kerja;
·         Jumat : Fokus ke internal dan budaya perusahaan.

Di akhir minggu, Dorsey merasa hari berjalan sangat lambat. Karena pada hari sabtu biasanya ia berjalan-jalan diluar dan minggu-nya ia mengevaluasi dan menyusun strategi untuk perusahaan.

Pada tahun 2014, Jack Dorsey memiliki harta sebanyak 2,4 miliar USDollar dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Ia saat ini masih single dan bagi Jack, pencapaian terbesarnya saat ini yaitu dengan membangun perusahaan dengan karyawan yang mencintai pekerjaannya.

Demikianlah kisah  biografi dan perjalanan karir Jack Dorsey, semoga kisah sukses sang pendiri Twitter dan Square ini mampu menginspirasi kita semua. (MY)