![]() |
Walt Disney bersama Mickey Mouse dengan latar Disneyland |
Kisah sukses yang akan kita share kali ini yaitu tentang perjalanan hidup seorang Walt Disney mulai
dari awal karirnya hingga ia sukses membangun kerajaan bisnis hiburan terbesar didunia.
Perjuangan Walt Disney memang tak mudah, namun ia percaya impian dan kerja
kerasnya suatu saat nanti akan membuat dunia tersenyum bahagia.
Walt Disney adalah seorang seniman, sutradara,
produser dan kreator Amerika yang sukses memproduksi beragam film animasi yang
membawanya menuju puncak kejayaan. Tak hanya itu, Walt juga seorang seniman
legendaris peraih 7 Emmy Awards, 22 Academy Awards (Piala Oscar), dan Cecil B. DeMille Award. Pemerintah
Amerika juga menyematkan padanya penghargaan tertinggi bagi warga Amerika – The Presidential Medal of Freedom.
Walt Disney dikenal sebagai salah satu pendiri
perusahaan hiburan tersukses, The Walt
Disney Company dan kreator taman hiburan terbesar pertama di dunia, Disneyland. Bersama dengan tim
kreatifnya, ia telah menciptakan berbagai macam karakter kartun terkenal
seperti Donald Duck, Mickey Mouse, Goofy
dan Pluto.
“Di Amerika,
semua orang percaya siapapun bisa menjadi seorang milyuner ataupun presiden.
Kebanyakan orang sukses tersebut memulai karirnya dari nol. Mulai dari profesi
seorang agen iklan, tukang semir sepatu atau bahkan kurir ekspedisi. Profesi
tersebut tidak memerlukan latihan khusus namun profesi sederhana itu bisa
membawa takdir seseorang menjadi lebih baik di masa yang akan datang.”
Perjalanan hidup Walt Disney memiliki kesamaan
dengan pernyataan diatas. Sukses yang ia raih dengan memulai usaha dari nol adalah
tipe sukses orang Amerika kebanyakan, dimana ia merintis karirnya dari seorang
pengantar koran.
Permulaan
Walter Elias
“Walt” Disney lahir pada 5 Desember 1901 di Chicago. Keluarganya merupakan
imigran asal Irlandia dimana ayah dan ibunya, Elias Charles Disney dan Flora
Call Disney memiliki darah Jerman dan Inggris. Sang ayah, Elias dulunya
memiliki usaha konstruksi namun terhenti karena faktor finansial. Tahun 1878,
Elias Charles Disney memutuskan pindah dari Huron County, Ontario-Kanada menuju ke Amerika Serikat dimasa
“penambangan emas”. Elias bekerja sebagai penambang emas di California sebelum
akhirnya ia menetap bersama orang tuanya di wilayah pertanian Ellis, Kansas
hingga tahun 1884. Ellias dan Flora kemudian menikah pada 1 Januari 1888 di
Acron, Florida.
Tahun 1890, keduanya lalu pindah ke Chicago,
Illinois, di rumah saudara laki-laki Elias bernama Robert yang turut berjasa membantu membiayai Elias dan keluarganya,
saat Walt Disney masih kecil. Tahun 1906, Elias dan Flora Disney pindah ke Marceline,
Missouri, tempat tinggal kakak tertua Elias, Roy yang baru saja membeli ladang pertanian.
Elias setiap hari giat bekerja dan ketika ia pulang
kerumah, segala emosi dan kepenatannya ia tumpahkan ke istri dan anak-anaknya.
Walter Disney memiliki adik perempuan bernama Ruth Disney serta tiga kakak laki-laki bernama Herbert, Ray, dan Roy O.
Dikemudian hari Walter dan Roy O. akan menjadi pendiri dari The Walt Disney
Company sedangkan Herbert dan Ray memutuskan kabur dari rumah pada 1906 karena
krisis keuangan yang menimpa keluarga Disney saat itu.
Pada musim gugur 1909, Walt dan adiknya, Ruth
mendaftar sekolah di New Park School of
Marceline dan keluarga Disney
menetap di Marceline selama empat tahun. Pada 28 November 1910, keluarga Disney
harus menjual ladang pertanian mereka dan ditahun 1911 merekapun pindah ke
Kansas City mengikuti tetangga mereka yang sudah lebih dulu merantau ke
berbagai kota di Amerika untuk mengubah nasib.
Di Kansas City, Walt dan Ruth melanjutkan studi di Benton Grammar School. Disanalah Walt
bertemu dengan Walter Pfeiffer,
orang yang memperkenalkannya dengan vaudeville
(pertunjukan teater) dan motion pictures
(animasi). Namun untuk belajar seni gambar Walt Disney hanya punya waktu satu
tahun dan untuk itu ia sering menghadiri kelas hari Sabtu di Kansas City Art Institute.
Tanggal 1 Juli 1911, ayah Walt mendapat proyek mendistribusikan
Koran dari The Kansas City Star.
Walt dan Roy lalu ditugaskan mewakili perusahaan ayahnya mengantarkan pesanan koran
dan beberapa selebaran iklan. Mereka harus mendistribusikan Koran pagi kepada
700 pembaca ditambah Koran evening and
Sunday Star yang harus didistribusikan ke 600 pembaca. Setiap harinya, pagi
atau malam, Walt Disney mesti berlari mengantarkan Koran dari 27th
street menuju 31st street serta dari Prospect Avenue ke Indiana
Avenue dengan mengenakan sepatu yang sudah rusak agar korannya bisa tepat waktu
sampai ke pembaca. Sayangnya, Elias mengambil seluruh uang hasil jerih payah
anak-anaknya dari usaha pendistribusian Koran. Hebatnya Walt tidak perlu protes
Karena secara diam-diam ia mendapatkan pelanggan baru dimana upah pengantaran Koran
untuk pelanggan baru itu ia sembunyikan tanpa sepengetahuan ayahnya. Teknisnya,
Walt membeli Koran tersebut langsung dari editornya dan keuntungan yang
diperoleh ia belikan permen yang saat itu dilarang oleh ayahnya. Nah, disaat
itulah boleh dibilang Walt memulai karirnya sebagai seorang pengusaha.
Masa Remaja
Tahun 1917, Elias menjadi salah satu pemegang saham
di pabrik O-Zell jelly, Chicago.
Oleh karena itu, ia dan keluarganya pindah kembali ke Chicago. Saat musim gugur
tahun 1917, Walter Disney mulai bersekolah di McKinley High School. Ia juga mengikuti kelas malam di Chicago
Academy of Fine Arts dibawah bimbingan Louis
Frederick Grell (1887–1960), seorang seniman komposisi figur dan potret
asal Amerika. Tak lama berselang, Walt mulai bisa mengerjakan gambar bertema
patriotik untuk Koran sekolah di masa Perang Dunia I.
Pada Musim Gugur 1918, Walter mendaftarkan diri
sebagai tentara guna ikut Perang Dunia I mengikuti jejak sang kakak, Roy yang
ia kagumi. Sayangnya Walt gagal dalam test militer karena umurnya masih muda.
Ia lalu beralih menjadi sukarelawan di Palang Merah yang bertugas di Perancis.
Disana ia bekerja sebagai sopir ambulans selama setahun. Mobil ambulans yang ia
kemudikan nantinya akan menjadi objek wisata kota dimana Walt mendekorasi mobil
ambulans itu dengan gambar tokoh kartun lucu.
Sepulangnya dari Perancis, Walt mulai bekerja di
perusahaan ayahnya, di pabrik O-Zell, sebagai seorang asisten dan penjaga
malam. Ditempat itu, Walt mendapat kesempatan untuk mengasah kembali kemampuan
menggambarnya. Yap, Walt sudah hobi
menggambar sejak ia masih kecil bahkan ia pernah mendapat bayaran 1 nickel untuk gambar yang ia buat diusia
7 tahun. Namun saat di pabrik O-Zell
itulah, baru ketahuan kalau Walt punya bakat dalam menggambar karakter hewan.
Setahun kemudian jalan untuk menjadi seorang
seniman profesional akhirnya terbuka. Tepatnya ditahun 1919, dimana Walt hijrah
ke Kansas City dan memulai karir sebagai seorang seniman. Sayangnya, tak hanya
kurang berbakat dibidang desain grafis, gambar Walt juga kurang memiliki emosi
dan esensi, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam membuat gambar kartun satir disurat
kabar. Oleh karenanya, karir Walt di perusahaan Surat kabar, Kansas City
sebagai tenaga divisi seni boleh dikata kurang berhasil.
Beruntung, Roy sang kakak membantu mencarikan
pekerjaan untuk Walt sebagai tenaga bantu di Pesmen-Rubin Art Studio. Lowongan kerja itu Roy dapatkan dari
karyawan yang bekerja di Bank mitra usahanya. Awal bekerja disana, Walt Disney
ditugaskan membuat desain iklan untuk Koran, majalah, dan poster film bioskop
dengan gaji yang minim, $50 per bulan. Namun lagi-lagi ditempat itu Walt juga
hanya bertahan sebentar karena terjadi kekacauan di akhir natal yang membuatnya
dipecat. Meski hanya sebentar bekerja di tempat sebelumnya, Walt ternyata
mendapatkan banyak pengalaman berharga yang nantinya akan merubah jalan
hidupnya. Di Pesmen-Rubin Art Studio, Walt banyak belajar tentang bisnis
bagaimana bisnis periklanan dijalankan. Ia juga sempat berkenalan dengan Ubbe Eert “Ub” Iwerks, seorang kartunis
yang kemudian menjadi rekannya dalam merintis usaha periklanan.
Awal karir
bidang Animasi
Januari 1920, Walt Disney dan Ubbe Iwerks
mendirikan sebuah perusahaan jangka pendek bernama Iwerks-Disney Commercial Artists. Klien pertama mereka adalah
seorang penerbit surat kabar restoran yang butuh dibuatkan selebaran. Walt
Disney menyarankan kalau sebuah perusahaan surat kabar akan menjadi lebih
menarik jika didalamnya memuat iklan bergambar. Hebatnya, sang klien percaya
dengan ide Walt dan mengizinkan mereka (Walt dan Ubbe) menggunakan satu ruangan
kosong (yang dulunya kamar mandi) sebagai studio. Walt lalu membeli beberapa
peralatan tambahan dari uang tabungannya sejumlah $250. Tak lama berselang,
perusahaan mereka lalu berkembang menjadi perusahaan percetakan dan penerbitan.
Berkat usaha dan kerja keras Walt, perusahaan
mereka sukses dan berkembang. Iwerks-Disney Commercial Artists meraih
keberhasilan sejak mulai dirintis. Keduanya lalu pindah ke kantor baru dan menghasilkan
uang yang banyak dimana sebagian mereka gunakan untuk pergi menonton film
kartun di bioskop.
Suatu hari, Walt membaca Koran setempat dan melihat
info lowongan kerja dimana Kansas City
Film Ad Company tengah mencari seorang tenaga animator. Melihat hal itu,
Walt untuk sementara waktu meninggalkan usahanya dan bekerja di perusahaan
tersebut. Setelah melihat ilustrasi Walt, direktur perusahaan lalu menawarkan
upah $40 per minggu kepadanya. Menurut Walt,
bidang kerja dan upahnya cukup menjanjikan sehingga ia menerima tawaran
kerja tersebut.
Februari 1920, Walt menyerahkan tanggung jawab
perusahaan sepenuhnya kepada Ubbe Iwerks. Di Kansas City Film ad Company, Walt
Disney merancang iklan berupa potongan animasi. Ia lalu makin tertarik dengan
teknik animasi dan memutuskan untuk
menjadi seorang animator.
Untuk menambah pengetahuannya, Disney juga membaca
buku Animated Cartoons: How They are
Made, Their Origin and Development karangan Edwin G. Lutz. Dari sana Ia tahu kalau teknik animasi seluloid
lebih bagus dibanding potongan animasi. Dengan cepat Disney menjadi seorang
bintang diantara animator lainnya. Siapa sangka, hasil latihannya disaat
senggang di tempat kerja menjadi dasar bagi Walt dalam mendirikan perusahaannya
sendiri, Laugh-O-Gram Studio.
Laugh-O-Gram
Studio
Tanggal 18 Mei 1922, Walt mendirikan Laugh-O-Gram
Studio dan mengajak rekan kerjanya di Kansas City Film Ad Company. Fred Harman untuk bergabung. Tak lupa
pula Walt mengajak sahabat karibnya Ubbe Iwerks, kakak Fred Harman-Hugh Harman dam Rudolf Ising.
Dengan modal $15,000 yang diperoleh dari penjualan
saham ke warga kota, Walt memproduksi dua film animasi pendek berdasarkan kisah
dongeng klasik. Sayangnya meskipun kedua film mereka sangat popular namun
mereka tak mendapat bayaran dari penjualan film itu. Akibatnya, perusahaan
Disney bankrut meskipun karya mereka dikenal luas oleh semua orang dan hanya
menyisakan aset berupa satu buah kamera dan kopi film animasi hasil karyanya yang
sangat terkenal, Alice in Wonderland.
Kondisi Walt makin memburuk disebabkan oleh hutang yang kian menumpuk. Ia pun
jatuh miskin bahkan ia tak punya uang lagi untuk membeli baju atau makanan.
Dalam kondisi terpuruk itulah, seorang dokter gigi
bernama Dr. Thomas B. McCrum meminta
Walt untuk membuat video promosi sederhana mengenai kesehatan gigi. McCrum
meminta Walt datang ke rumahnya untuk membicarakan proyek tersebut namun
tawaran itu ditolak oleh Walt dengan alasan kalau ia sudah tidak punya sepatu lagi
dan malu untuk keluar rumah. Ternyata, Sepatu Walt masih dititipkan di tempat
reparasi sepatu dan ia tidak bisa mengambilnya sebelum membayar biaya reparasi
sebesar $1,5. Mengetahui hal itu, Dr. Thomas B. McCrum datang ke tempat Walt di
Laugh-O-Gram Studio dan tak hanya membawa $1,5 untuk ongkos reparasi sepatu
Walt tapi juga memberi Walt $500 sebagai upah pembuatan video kesehatan gigi.
Meskipun upah pembuatan video itu tidak cukup untuk
membayar semua hutangnya, namun itu menjadi awal dari proyek video selanjutnya
yang akan mengubah masa depan Walt. Ia kemudian merilis sebuah video iklan
berdurasi 10 menit 32 detik dengan judul “Tommy
Tucker’s Tooth” dan Dr. McCrum sangat puas melihat hasilnya. Beberapa tahun
kemudian, Dr. McCrum meminta Walt Disney membuat video iklan berjudul “Clara Cleans Her Teeth” yang merupakan
film animasi yang dikombinasikan dengan
live action. Di film ini Walt juga berperan sebagai produser.
Hollywood dan
Alice Comedies
Dengan uang yang ia kumpulkan dari upah pembuatan
video iklan dan usaha foto untuk Koran lokal, Disney kemudian pindah ke
Hollywood-Kalifornia dan mendirikan studio kartun. Namun sebelumnya. Walt
berhasil merampungkan satu film animasi/live-action berjudul Alice in Wonderland dimana ia juga ikut
bermain didalamnya.
Juli 1923, Walt menetap di Hollywood yang saat itu
menjadi kiblat bagi industri perfilman dunia. Pada hari pertama, Walt hanya
berkeliling paviliun dan lokasi syuting film dari pagi hingga malam hanya untuk
belajar tentang bagaimana proses pembuatan film di Hollywood. Sejak awal ia
sudah bertekad untuk memulai karirnya di industri ini, walapun saat itu ia cuma
memiliki $40 dikantong dan satu baju di tasnya.
Setelah beberapa hari berkeliling studio dan tak
mendapat satupun tawaran kerja, Walt jadi yakin kalau caranya itu salah. Ia
lalu berpikir jika ia tidak mendapat
pekerjaan maka ia harus menciptakan pekerjaan itu sendiri. Walt dan Roy
kemudian menyewa sebuah garasi kecil milik paman mereka, Robert Disney.
Walt lalu mengajak Virginia Davis, seorang artis cilik Amerika yang sebelumnya sudah
menjadi bintang di film Alice’s Wonderland. Mereka juga menyewa dua orang untuk
pekerjaan meninta dan mewarnai seluloid. Walt juga menyewa sebuah kamera shabby dan memasangnya didalam garasi.
Roy bertugas mengoperasikan kamera sementara Disney mengerjakan animasinya.
Pada 16 Oktober 1923, Walt Disney dan Roy O. Disney mendirikan “Disney Brothers Cartoon Studio.”
Setelah Walt dan Roy merampungkan film kartun Alice Comedies, tahap berikutnya ialah
mencari distributor film. Keduanya lalu bertemu dengan Margaret J. Winker, seorang distributor kartun di New York. Kontrakpun
disetujui dimana pihak distributor siap untuk mendistribusikan film Alice
Comedies sebanyak 12 seri ke pasaran. Pada 26 Desember 1923, perusahaan Disney
bersaudara berhasil menyelesaikan seri pertama film itu yang berjudul Alice’s Day at Sea yang meraup
pendapatan sebesar $1,500.
Walt menjadi sangat antusias dalam mengerjakan film
animasi/live-action, Alice in Wonderland. Hingga pada Februari 1924, mereka
pindah ke kantor baru yang berlokasi di bekas wilayah real estate 4651 Kingswell Avenue. Walt menyewa animator pertama
mereka, Rollin Hamilton serta
mengajak teman lamanya, Ubbe Iwerks beserta keluarga untuk pindah ke Kalifornia
dan bergabung dengan “The Disney Bros. Cartoon Studio”. Di usaha barunya itu,
Walt memutuskan untuk fokus dibagian skenario film sementara bagian animasi ia
serahkan kepada Ubbe Iwerks. Itulah moment
dimana karir animator Walt Disney berakhir.
Desember 1924, Walt Disney merekrut Hugh Harman dan Rudolf “Rudy” Carl Ising (yang nantinya dikenal sebagai pendiri
Warner Bros. dan Metro Goldwyn Mayer animation studio). Walt, secara pribadi
juga merekrut seorang tenaga peninta, Lillian
Bounds, dimana akhirnya pada 13 Juli 1925, Walt Disney dan Lillian pun
menikah.
Tak lama setelah Virginia Davis tak lagi memerankan
Alice, Disney bros. kemudian mengajak Dawn
O’Day dan Margie Gay untuk
berperan sebagai Alice. Sayangnya, serial Alice Comedies mulai kurang populer
lagi dan tahun 1927 serial ini berakhir. Alasan kurang diminatinya serial ini
karena ceritanya lebih terfokus pada karakter animasi bernama Julius the Cat dibanding karakter
manusianya, Alice.
Oswald si
Kelinci beruntung
Bagi Walt Disney, Kesuksesan serial Oswald si
Kelinci beruntung tidaklah semudah yang dibayangkan. Tahun 1926, Walt Disney
Studio menerima proyek dari seorang produser bernama Charles Mintz untuk mengembangkan sebuah karakter animasi milik
Universal Pictures sekaligus mengerjakan seluruh serial animasi karakter
tersebut. Ubbe Iwerks lalu menciptakan karakter Oswald Rabbit dan berlanjut dengan dibuatnya 26 seri animasi tentang
karakter ini. Tak disangka serial ini sukses. Oswald the Rabbit menjadi
terkenal dan ditonton oleh banyak orang.
![]() |
Tahun 2006, Walt Disney company membeli kembali karakter Oswald the Lucky Rabbit dari NBC Universal. |
Sayangnya, pada Februari 1928 saat Walt Disney
berada di New York untuk membicarakan kenaikan biaya produksi serial kartun
Oswald Rabbit, Charles Mintz malah memintanya untuk memangkas anggaran sebesar
20 persen dan pengurangan biaya produksi namun ditolak oleh Walt Disney.
Pada saat itu Walt Disney tidak bisa berbuat banyak
karena karakter Oswald Rabbit sudah menjadi hak milik Universal Pictures
ditambah seluruh animator yang selama ini mengerjakannya seperti Friz Freleng,
Carman Maxwell, Hugh Harman, dan Rudy Ising menandatangani kontrak kerja
dibawah bendera Universal Pictures.
Demi pengurangan anggaran, sebagian besar animator
tersebut tetap disewa oleh Universal Pictures kecuali Iwerks yang dikemudian
hari akan membantu Disney menciptakan karakter kartun baru bernama Mickey Mouse
yang bakal menjadi awal sukses Walt Disney dan studio miliknya.
Mickey Mouse
Walt Disney merasa kecewa dan sedih karena
kehilangan hak cipta dari karakter yang mereka buat, Oswald si kelinci
beruntung. Hingga pada musim semi 1928, Walt Disney meminta Ub Iwerks untuk
menciptakan karakter kartun baru. Ubbe lalu mencoba mensketsa berbagai macam
jenis hewan, dari anjing, kucing, sapi betina, kuda jantan, serta kodok jantan
namun tak satupun yang sreg dihati
Walt Disney.
Akhirnya karakter Mickey Mouse pun tercipta.
Faktanya, sosok tikus ini terinspirasi oleh
karakter tikus jinak yang dulu sempat dibuat oleh Hugh Harman saat
mereka masih di Laugh-O-Gram Studio tahun 1925. Berangkat dari sosok tikus itu,
Ub kemudian menggambar ulang dan memperbaiki sketsa awal si Mickey Mouse.
Awalnya, karakter tikus yang mereka buat diberi
nama Mortimer Mouse, namun istri
Walt, Lillian Disney kemudian memberi masukan agar mengubah namanya menjadi
Mickey Mouse. Dan jadilah si Mickey Mouse menjadi karakter kartun milik Walt
Disney Studio dimana Ub Iwerks mengerjakan animasinya sementara Walt Disney
memberikan jiwa lewat suaranya hingga tahun 1947.
Pada 15 Mei 1928, untuk pertama kalinya Tim Disney memperkenalkan
Mickey Mouse lewat sebuah film kartun pendek berjudul Plane Crazy. Sayangnya, penonton tidak begitu tertarik dengan sosok
Mickey Mouse. Tidak putus asa Walt mencoba kembali menampilkan Mickey Mouse dalam
film kartun pendeknya yang berjudul The
Gallopin’ Gaucho namun karena sulitnya mencari distributor kartun pada saat
itu, film itu pun tidak jadi dirilis.
Lagi-lagi Walt Disney tidak menyerah. Pada 18
November 1928. Mickey Mouse muncul kembali di Steamboat Willie. Sebuah film animasi pendek dengan latar musik
yang langsung dikerjakan oleh Walt Disney dan Ub Iwerks. Untuk film ini, Walt
berhasil menemukan distributor film yaitu, Pat
Powers (1870-1948). Yang merupakan seorang pengusaha dibidang industri film
dan animasi. Tak hanya menjadi distributor film kartun Steamboat Willie, Pat
juga berhasil menjual Cinephone sound
system Disney dimana film Steamboat Willie bisa dinikmati dengan iringan
musik didalamnya. Konsep inilah yang kemudian membawa Disney menuju tangga
kesuksesan. Tak berapa lama, film kartun produksi Walt Disney laiinya seperti
The Plane Crazy dan The Galloping Gaucho juga dirilis ulang dengan memasukkan
musik soundtrack didalamnya.
![]() |
Mickey Mouse tampil difilm kartun berdurasi 7 menit 42 detik, Steamboat Willie (1928). |
Silly
Symphony
Mengikuti jejak seri Mickey Mouse, sebuah film
animasi pendek sebanyak 75 seri berjudul Silly
Symphony dirilis oleh tim Walt Disney dari tahun 1929 hingga 1939. Pada
tahun 1930, Columbia Pictures sepakat untuk menjadi disitributor serial ini dan
pada tahun 1932 Mickey Mouse resmi menjadi karakter kartun terfavorit di dunia.
Respon pasar terhadap film Silly Symphony sangat baik, meskipun film ini masih
butuh sedikit sentuhan disana-sini.
Ditahun yang sama, Disney melihat adanya pesaing
baru didunia animasi. Seorang animator Polandia-Yahudi di Amerika bernama Max
Fleischer (19 Juli 1883 – 11 September 1972) menciptakan karakter kartun
terkenal lainnya bernama Betty Boop.
Karakter ini dianggap sebagai simbol sex animasi dizamannya. Kemudian pada 13
April 1931, Columbia Pictures menunda sementara distribusi film-film Walt
Disney dan digantikan oleh United Artists.
Akhir 1932, seorang ilmuwan dan insinyur, Herbert Thomas Kalmus (9 November 1881
– 11 Juli 1963) berhasil menemukan kamera 3-strip Technicolor pertama. Ia lalu
menemui Walt Disney dan mengusulkan agar film kartun hitam-putih berjudul
Flowers and Trees dirilis ulang menggunakan kamera Technicolor. Tahun 1932,
film kartun berwarna Walt Disney berjudul Flowers
and Trees meraih sukses besar termasuk meraih piala Oscar (Acedemy Award)
pertama untuk kategori Best Short Subject: Cartoons. Setelah Flowers and Trees
berikutnya film Silly Symphony dirilis ulang dalam format film berwarna.
Pada 27 Mei 1933, Disney merilis lagi film animasi
pendek berjudul The Three Little Pigs
dengan sutradara Burt Gillet. Film
ini menjadi hit selama berbulan-bulan di bioskop. Walt Disney Productions
mengeluarkan dana $22,000 untuk film ini dan menghasilkan pendapatan $250,000.
The Three Little Pigs menjadi film pendek pertama yang meraih Academy Award
untuk kategori Best Animated Short Film ditahun 1934.
Tahun 1935, saat Disney Production dalam
pengembangan bisnis, mereka menggelar kontes untuk merekrut tenaga ilustrator. Perusahaan
menerima sekitar 6.000 surat lamaran kerja dan sebagian besar gugur saat tahap
evaluasi gambar. Tolak ukur kemampuan ilustrasi yang dibuat Walt Disney sangatlah
tinggi, ini dikarenakan selama ini ia fokus dan tekun dibidang tersebut. Oleh
sebab itu selama proses rekrutmen ia berhasil menjaring 30 ilustrator petensial
dan hanya 10 orang yang dianggap mampu mengerjakan tugas di studio. Walt Disney
juga mesti melatih sendiri beberapa tenaga ilustrator yang dianggapnya kurang
profesional dalam menggambar.
Putri Salju
dan Tujuh Kurcaci
Puncak dari perkembangan industri dan bisnis
animasi pada masa itu ialah saat dirilisnya sebuah film animasi panjang pertama
berjudul Snow White and the Seven Dwarfs
(Putri Salju dan Tujuh Kurcaci) yang dibuat bersama Technicolor
Ketika Roy Disney mengestimasi besaran biaya yang
diperlukan untuk memproduksi film tersebut, ia pun terkejut. Ternyata dana yang diperlukan untuk membuat film
animasi panjang bisa mencapai $1,5 juta. Biaya ini hampir dua kali lipat dari
anggaran seluruh film tahunan yang mereka buat. Walt dan Roy merasa tidak mampu
untuk mendanai film animasi panjang itu.
Belum lagi biaya honor aktor, figuran, dan pembuatan property panggung. Untuk mendapatkan bantuan dana, mereka akhirnya
mengajukan pinjaman kredit ke Bank dan agar pihak kreditur yakin dengan
keberhasilan film Snow White yang mereka buat, Walt Disney lalu mempresentasikan draft kasar film
tersebut kepada mereka. Akhirnya pihak Kreditur yakin dan setuju memberi mereka
pinjaman dana dan setelah tiga tahun proses pengerjaan film akhirnya Snow White
and the Seven Dwarfs berhasil dirilis dan didistribusikan olej RKO Radio Pictures.
Total biaya yang dihabiskan dalam produksi film Snow
White mencapai $1,488,423 dan pada 21 Desember 1937 film animasi fantasi musikal ini tayang perdana di Carthay Circle Theater dan mendapat sambutan yang sangat baik dari
penonton. Lewat film itu, Walt Disney meraup keuntungan sejumlah $8 juta (saat
ini setara dengan $132 juta). Hasil yang fantastis itu bukannya tak diduga oleh
Walt Disney karena tim mereka bekerja sangat keras untuk mewujudkan impian
mereka lewat film itu. Bagi mereka tak ada pilihan lain, film mereka kali ini
harus berhasil. Meski butuh beberapa tahun lagi untuk berada dipuncak
kesuksesan, namun lewat film Snow White and the Seven Dwarfs ini, Walt Disney
sukses menjadi ‘milyuner dadakan’.
Walt Disney berhasil mengumpulkan kekayaan yang
fantastis lewat usaha produksi film animasi namun bagi dia uang bukanlah yang
utama. Sebagian besar uang yang ia
peroleh diinvestasikan ke asuransi keamanan karya artistik yang ia buat. Walt
Disney bukanlah tipe orang yang gila harta meskipun ia bisa mendapatkan lebih
banyak jika ia mau. Disney menganggap uang sebagai alat kerja dan salah jika
banyak yang beranggapan kalau semua karya Walt Disney itu mewah dan mahal. Walt
Disney berusaha untuk tidak selalu bergantung dengan pendapat orang lain.
Siapapun bebas berpendapat apa saja atas karya-karyanya namun ia selalu
mengedepankan kualitas karyanya dibanding
keinginan untuk mengumpulkan banyak uang.
Masa Perang
Dunia II dan setelahnya
Tahun 1940, Walt Disney Studios kembali merilis
film animasi berjudul Pinocchio, sebuah
film animasi panjang dengan konsep fantasi musikal yang kemudian berlanjut
dengan film animasi lainnya seperti Fantasia (1940), Bambi (1942), dan Peter
Pen (1953). Tim kecil juga dibentuk untuk mengerjakan film kartun pendek yang
menghadirkan karakter Disney lainnya seperti Donald Duck, Goofy, Mickey Mouse,
dan Pluto.
Saat Amerika memasuki masa Perang Dunia II, banyak
fasilitas milik Disney Studio diminta agar mau bekerjasama dengan Angkatan
Perang dan Badan kelautan dan Ilmu penerbangan Amerika Serikat. Tim Disney juga
ditugaskan membuat film animasi tentang pelatihan keterampilan perang seperti
bagaimana memenangkan peperangan lewat kekuatan di udara, sinyal pendaratan
pesawat kargo, dan film animasi pendek propaganda berjudul Der Fuehrer’s Face yang menceritakan mimpi buruk yang dialami
Donald Duck saat bekerja di sebuah pabrik milik Nazi Jerman. Uniknya. Film ini
meraih Academy Award untuk kategori Film animasi pendek terbaik pada 4 Maret
1943.
Setelah masa perang berakhir, Walt Disney Studio
kembali mengerjakan film animasi lainnya berjudul Cinderella (1950), yang menjadi film animasi terpopuler setelah
Snow White and the Seven Dwarfs.
Taman Wahana:
Disneyland
Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin
kompleks, sebuah dunia khayalan dari negeri dongeng muncul dalam benak Walt
Disney. Lelah dengan bisnis film animasi yang ia jalankan, Walt lalu menemukan
ide baru yang lain yaitu membangun taman wahana yang kemudian ia namakan Disneyland.
Ide itu muncul saat Walt mengunjugi Griffith Park
yang ada di Los Angeles bersama putrinya Diane dan Sharon. Sebagai bahan
inspirasi, Walt mulai mengunjugi taman bermain lainnya termasuk Tivoli Gardens
yang ada di Denmark, Negeri Dongeng Anak di Amerika serta Efteling di
Netherland.
Sayangnya, untuk mewujudkan konsep ide menjadi
kenyataan tidak semudah yang dibayangkan. Para investor malah menyuruh Walt
untuk pergi berlibur menenangkan pikiran saat ia mempresentasikan ide tersebut
kepada mereka. Bahkan kakaknya, Roy, tidak setuju dengan ide itu. Roy yakin
kalau proyek taman wahana tidak akan mendatangkan keuntungan.
Walt sempat merasa putus asa dalam mencari sumber
dana bagi proyek taman wahananya. Ia lalu meminta bantuan pada perusahaan
siaran televisi. Sadar akan kondisi saat itu dimana kemungkinan banyak industri
televisi yang kurang tertarik dengan idenya, Walt Disney lalu mengajukan
kontrak join venture dengan stasiun
ABC. Sebagai ganti dari investasi sejumlah $5 juta dari ABC, Disney sepakat
untuk menyiarkan film pendek Mickey Mouse di stasiun televisi tersebut.
Walt Disney lalu membeli lahan seluas 65 hektar di
Anaheim, California dimana pembangunan Disneyland dimulai pada 16 Juli 1954
dengan total investasi sejumlah $17 juta ( atau saat ini setara dengan $150
juta). Wahana ini lalu dibuka perdana pada hari Minggu, 17 Juli 1955 dan sejak
adanya Disneyland segalanyapun berubah, baik untuk ABC, Walt Disney company
maupun warga Amerika Serikat.
Disneyland dengan cepat menjadi salah satu landmark di Amerika. Tercatat hingga
2014, ada 16,77 juta orang berkunjung ke Disneyland - Anaheim. Dengan ini
terbukti, kalau ide Walt Disney yang awalnya dilihat sebagai khayalan belaka
saat ini tumbuh menjadi raksasa bisnis bernilai milyaran dollar. Disneyland
saat ini memiliki empat cabang yang berada di Kalifornia, Tokyo, Hongkong dan
Paris. Belum termasuk wahana Walt Disney World yang ada di Ontario-Florida. Walt Disney juga memiliki sejumlah aset berupa
320 toko Disney yang tersebar di berbagai Negara. Disney juga mengelola tim
hoki dan baseball, beberapa Koran dan majalah serta perusahaan penyiaran
televisi.
Keluarga
Istri Walt Disney, Lilian sempat mengalami
keguguran diawal kehamilannya. Pada kehamilannya yang kedua, 18 Desember 1933
ia berhasil melahirkan seorang putri bernama Diane Marie Disney. Mereka juga
mengadopsi Sharon Mae Disney saat Lilian mengalami komplikasi melahirkan.
Diusia 20 tahun, Diane menikah dengan Ron Miller
dan memiliki tujuh anak: Christopher, Joanna, Tamara, Jennifer, Walter, Ronald,
dan Patrick. Keluarga Miller lalu menemukan Kilang Anggur yang dinamakan Kebun
Anggur Silverado. Diane Disney Miller sendiri dikemudian hari akan menjadi
salah satu pendiri museum Walt Disney Family. Ia wafat pada 19 November 2013.
Sharon Mae Disney lahir pada 31 Desember 1936 di
Los Angeles, California. Pada 10 Mei 1959, ia menikah dengan Robert Brown dan
bertahan hingga Robert meninggal tahun 1967. Dari pernikahan itu keduanya
dikaruniai seorang anak. Pada 1969, Sharon Disney menikah dengan William Lund
dan dikaruniai dua orang anak, sayangnya mereka bercerai pada 1975.
Walt Disney bukan hanya memiliki daya kreativitas
yang kuat tapi juga mampu mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin dan juga
seorang perencana. Ia fokus pada proses rekrutmen dan menjalankan usaha. Proses
Bisnis the Disney Studio sama sempurna dan akuratnya dengan hasil gambar dan
kartun yang Walt ciptakan. Ia senantiasa menekankan pada para seniman dan
animatornya agar bekerja secara profesional walaupun biaya upah untuk tenaga
kerja ahli sangatlah mahal.
Selama hidupnya, Walt Disney merasa dirinya sebagai
manajer yang handal walaupun banyak karyawannya merasa tidak puas dengan sistem
manajemen yang ia jalankan. Karyawannya percaya kalau mereka telah
berkontribusi besar terhadap proses pengerjaan film dan menuntut hak cipta atas hasil kerja mereka.
Namun Walt Disney berpendapat kalau pada dasarnya Walt Disney company lah yang
lebih berhak atas karya orisinal dari film-film kartun tersebut. Aksi animator
di Walt Disney company itu kemudian menyebabkan perusahaan pecah. Pemerintah
Negara bagian Amerika mencoba meredakan konflik yang terjadi dengan mengadakan
event perjalanan bisnis untuk Disney ke Amerika Selatan. Meskipun konflik
mereda namun permintaan para animator itu tidak pernah tersolusikan.
Perjalanan hidup yang dilalui Disney selama empat
puluh tahun sangatlah panjang hingga ia menjadi pemimpin dibisnis film dan televisi.
Semua itu diperoleh karena Walt adalah seorang yang berbakat, gigih, memiliki
imajinasi dan tujuan hidup. Walt Disney menjadikan semua orang cinta pada
animasi. Kita ingat betapa senangnya kita saat menyaksikan karakter kartun
Disney tampil di layar dan oleh karenanya Disney pantas menyandang sebuah nama
besar.
Walt Disney wafat pada 15 Desember 1966, jam 9.30
pagi diusia 65 tahun. Penyebabnya ialah gangguan sirkulasi akut. Meski ia tiada
namun karya yang sudah ia mulai akan tetap tumbuh dan berkembang hingga saat
ini. Pendapatan Walt Disney Company pada akhir tahun 2015 lalu tercatat sebesar
$52,46 miliar yang berasal dari bisnis jaringan media, taman dan resort, studio
hiburan, produk konsumer, dan hiburan interaktif.
Nah, gaes itulah
kisah dari seorang legenda film kartun, Walt Disney. Semoga kisah perjalanan
hidup Walt dan kisah sukses Walt Disney Company bisa menjadi inspirasi bagi
kita semua. (MY).