atas jasanya, 26 Septermber diperingati sebagai 'Petrov Day' |
Sejak tahun
1945 hingga 1990, Dunia berada dalam kecemasan akan terjadinya Perang Nuklir
antara Uni-Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara adidaya tersebut
masing-masing memiliki gudang senjata nuklir yang siap ditembakkan kapan saja. Mereka
yang diberi tugas mengendalikan dan mengoperasikan senjata nuklir itu adalah orang-orang
yang sangat terlatih dan wajib mengikuti alur komando yang telah ditetapkan. Jika
perintah sudah dikeluarkan, tak ada alasan bagi mereka untuk tidak
melaksanakannya. Mereka harus segera menembakkan senjata nuklir, tanpa mesti
bertanya lagi.
Akan
tetapi, bagaimana jika alarm mereka salah mendeteksi peluru nuklir musuh yang
datang karena adanya kesalahan pada sistem radar? Pantaskah orang-orang ini beralasan
kalau mereka tak sengaja memulai perang nuklir cuma karena gangguan pada
perangkat teknologi?. Nah, pada 1983, kejadian seperti itu hampir saja terjadi
di negara Uni-Soviet, namun untungnya berhasil dicegah oleh pria satu ini.
Pada malam, 23 September 1983, Letnan Kolonel
Stanislav Petrov tengah bertugas di bunker Serpukhov-15, diluar kota Moscow.
Bunker
khusus ini ternyata berfungsi sebagai Pusat komando Peringatan Awal terhadap
serangan rudal nuklir dari luar. Pada waktu itu, menjelang tengah malam, komputer milik Petrov
tiba-tiba mendeteksi sebuah rudal antar benua, yang sedang mengarah ke
Uni-Soviet. Dalam situasi seperti itu, berdasarkan latihan yang diterima Petrov
selama ini, ia mesti melaporkan hal tersebut pada atasannya. Dimana bisa
dipastikan perintah selanjutnya adalah melakukan serangan rudal nuklir balasan.
Namun
saat itu, Petrov menyimpulkan bahwa itu hanyalah kesalahan alarm radar.
Petrov dan rekannya telah diajarkan bahwa jika suatu ketika Amerika
Serikat menyerang mereka, pastilah serangannya berupa ratusan rudal yang
diluncurkan secara bersamaan. Melihat pada saat itu cuma satu rudal yang
terdeteksi, maka Petrov merasa ada yang aneh. Mereka juga tahu, bahwa ratusan serangan
rudal mampu melumpuhkan kemampuan mereka untuk melakukan serangan balasan,
namun jika hanya satu serangan rudal, maka itu takkan sampai merusak sistem
pertahanan Uni-Soviet. Berdasarkan logika itulah, Petrov lalu menyimpulkan
kalau telah terjadi kesalahan pada sistem alarm radar mereka.
Beberapa
saat setelah itu, lagi-lagi komputer Petrov mendeteksi ada empat serangan rudal yang
menuju Uni-Soviet, yang kemudian mereka simpulkan lagi sebagai kesalahan sistem
alarm.
Petrov akhirnya
menemukan jawaban atas kesalahan alat deteksi rudal itu dimana disebabkan oleh
tidak sejajarnya ketinggian awan paling atas dan satelit sistem pendeteksi
bahaya. Kesalahan tersebut selanjutnya secara permanen diperbaiki dengan
menambah ketinggian orbit satelit.
Beruntung
saat itu Petrov menggunakan analisa yang tepat dalam bertindak, mengingat pada
1983, suhu ketegangan antara kedua negara adidaya itu sedang berada
dipuncaknya.
Perlu diketahui, bahwa tiga minggu sebelum insiden kesalahan deteksi
rudal tersebut, Uni-Soviet berhasil menembak jatuh pesawat Korean Air Lines
Flight 007 yang tanpa sengaja memasuki wilayah udara milik Uni-Soviet. Seluruh
269 kru dan penumpang pesawat dinyatakan tewas, termasuk seorang anggota dewan
Amerika Serikat. Nah, peristiwa itulah yang kemudian memicu keluarnya kebijakan
pemerintah Uni-Soviet untuk siaga satu terhadap ancaman serangan balasan dari
Amerika Serikat.
Setelah
kejadian kesalahan deteksi radar tersebut, Petrov memutuskan untuk tidak
menceritakan hal itu kepada atasannya guna mencegah upaya serangan balasan.
Petrov tetap merahasiakannya hingga setelah masa Uni-Soviet jatuh, dimana
ia menceritakan kajadian itu ke publik yang kemudian mempengaruhi suhu politik
dunia. Pada 2013, Petrov dianugrahi Dresden Prize atas perannya dalam mencegah
bencana nuklir. Atas aksinya itu pula, ia mendapat beberapa penghargaan dari
beberapa organisasi dunia, termasuk dari PBB.
Akhirnya
malam itu, dunia bisa diselamatkan berkat analisa dan tindakan kritis dari satu
orang. Apakah ada yang bisa bertindak seperti Petrov dalam kondisi kritis saat
itu?. Apapun itu, beruntung malam itu Petrov-lah yang bertugas memonitor radar
Uni-Soviet? (MY)