Elon Musk: The Real Life Tony Stark |
Kisah orang sukses kita kali ini akan mengangkat
perjalanan hidup seorang Elon Musk.
Ia adalah seorang inovator sukses dengan segudang jabatan penting yang
disandangnya, antara lain: sebagai CEO dan CTO dari perusahaan SpaceX, ia juga menjabat sebagai Chief Product Architect di Tesla Motors, menjabat sebagai Dewan
Direksi di SolarCity, serta sebagai Co-Founder layanan uang online, PayPal. Musk juga salah seorang
perencana sistem transportasi High-Speed
yang familiar dengan nama Hyperloop dan Saat ini Elon Musk juga berinvestasi dalam
banyak proyek yang mampu mengubah wajah dunia. Ia tidak hanya seorang enterpreuner tapi juga seorang penemu,
inovator dan insinyur dimana ia terjun langsung dalam proses desain mobil
listrik dan pesawat luar angkasa.
Elon Musk merupakan salah satu dari dua enterpreuner yang mendirikan ‘Silicon Valley’ (bersama rekannya James H. Clark), sebuah perusahaan yang
mengelola tiga perusahaan besar yaitu: PayPal,
SpaceX, dan Tesla Motors, dengan
nilai Market Capital lebih dari 1 Milyar
USD. Elon Musk sendiri mendedikasikan dirinya pada bidang Luar Angkasa dan
teknologi energi alternatif. Ia bekerja dengan aturannya yang agak sedikit
berbeda namun cukup berhasil. Moto kerja dari Elon Musk adalah: ketekunan , berpikir kritis , analisis diri
yang akurat dan kerja keras. (Ia
bekerja 80 hingga 100 jam seminggu)!.
Permulaan
Elon Reeve
Musk lahir pada 28 Juni 1971, di Pretoria,
Afrika Selatan. Ia anak tertua dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Errol Musk, seorang Insinyur warga
Afrika Selatan kelahiran Inggris, sementara ibunya bernama Maye Musk, seorang ahli diet, campuran Kanada-Inggris. Masa kecil
Musk dihabiskan di Afrika Selatan dan pada umur 10 tahun ia memiliki PC
(komputer) pertamanya. Dengan cepat, Elon tertarik dengan dunia programming dan mulai mempelajarinya
sendiri. Di usia 12 tahun, Ia berhasil memperoleh 500 USD dengan menjual Game komputer buatannya, yang
ia beri judul ‘Blastar’ (Game
menembak mirip Video game Space Invaders).
Elon Musk: semasa kecil |
Kebanyakan Biografi orang-orang sukses berisi kisah
‘awal kesuksesan’ dimana nantinya akan menjadi pembuka dari sukses besar mereka
selanjutnya. Dalam kisah hidup Elon Musk, ada dua episode yang memuat kisah
kunci keberhasilannya. Pertama saat Elon Musk mengambil keputusan penting dalam
hidupnya diusia 17 tahun. Setelah lulus SMA di Pretoria, ia memutuskan untuk
merantau ke Amerika Serikat tanpa meminta bantuan dari kedua orang tuanya.
Meskipun kenyataanya ia tidak sampai merantau ke Amerika Serikat. Pada 1989,
Elon Musk pindah ke Kanada kerumah keluarga dari pihak ibunya. Setelah
memperoleh kewarganegaraan Kanada, Ia lalu pergi ke Montreal. Disana ia bekerja dengan upah yang rendah dan hampir
setahun ia menjalani kehidupan yang miskin. Di usia 19 tahun, Elon melanjutkan
studi di Queens University di Kingston, Ontario. Elon kemudian bertemu dengan calon istrinya, Justine Musk pada tahun 2000 yang memberinya
lima putra, yaitu: Damian, Griffin,
Xavier, Saxon, dan Kai. Namun
sayangnya, Elon Musk harus bercerai dengan istrinya, Justine, setelah delapan
tahun hidup bersama, dan pada tahun 2010, ia lalu menikah untuk kedua kalinya
dengan seorang aktris asal Inggris bernama Talulah
Riley dan hidup bersama selama 4
tahun sebelum akhirnya kembali bercerai ditahun 2014.
Elon Musk berhasil menyelesaikan studinya di
Ontario selama dua tahun untuk kemudian pindah ke Amerika Serikat pada 1992. Ia
memutuskan hijrah ke Amerika Serikat setelah ia berhasil mendapatkan beasiswa
dari University of Pennsylvania: Penn.
Elon berhasil meraih gelar sarjana Sains dibidang Fisika pada tahun berikutnya.
Elon lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya di Wharton School yang berada di University of Pennsylvania dan satu
tahun kemudian ia berhasil mendapatkan gelar Sarjana Sains dibidang ekonomi.
Elon Musk lulus di University of Pennsylvania, dibidang Fisika dan di Wharton School dibidang Ekonomi. |
Ketika Elon Musk berada pada masa sulit dalam
hidupnya, ia mulai aktif mendalami bacaan-bacaan religi dan buku filosofi.
Namun begitu, pelajaran paling berharga yang dia dapatkan justru dari buku
karya Douglas Adams berjudul ‘The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy’.
Elon Musk tahu bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya, sesulit apapun itu, dan ketika ia menyadarinya ternyata masalah yang
ia alami sangatlah mudah. Salah satu episode yang memberinya pencerahan yaitu
cerita tentang sebuah super-komputer raksasa yang menemukan jawaban setelah
angka 42 padahal sebelumnya selama jutaan tahun ia berusaha menganalisa tujuan
utama dari kehidupan.
Musk merasa kalau umat manusia mesti keluar dari
cara berpikir mereka agar mampu mendapatkan pertanyaan yang tepat; dan ia
akhirnya berhasil menemukan pertanyaannya sendiri, yaitu: Hal apa yang
memberikan dampak besar bagi manusia di
masa depan?, dan jawabannya ialah INTERNET, sumber energi yang bisa
diperbaharui, serta Kolonisasi di luar angkasa. Elon sangat ingin berkontribusi
terhadap tiga hal tersebut dan untuk mewujudkannya, ia butuh dana yang banyak.
Zip2 dan
PayPal
Pada musim panas tahun 1995, Elon Musk melakukan
hal terbesar kedua dalam hidupnya. Setelah lulus dari University of Pennsylvania, ia
lalu bergabung di sekolah para wisudawan di Standford University dan mengambil studi bidang fisika terapan dan
ilmu materi. Meski begitu, dua hari kemudian ia memutuskan keluar dari sekolah
tersebut dan bersama saudaranya, Kimbal
Musk, ia mendirikan perusahaan IT pertama, bernama Zip2. Disana Elon bekerja
dari pagi sampai malam dan cuma tidur di gudang kantor yang ia sewa. Jika ingin
mandi, Elon mesti ke Stadion dekat situ dan mandi di ruang ganti. Ia juga harus
mengumpulkan tabungannya hanya untuk memastikan agar perusahaannya tetap jalan
selama dua tahun masa sulit.
Kimbal Musk, saudara Elon. Berdua mereka mendirikan Zip2 |
Pada waktu itu, teknologi internet sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat; akan tetapi tak seorangpun yang
menyadari keuntungan yang bisa dihasilkan lewat internet. Perusahaan Musk
menjadi salah satu yang memanfaatkan teknologi internet: ia menciptakan platform dimana surat kabar- termasuk
koran terlaris saat itu, New York Times-
bisa menawarkan layanan iklan tambahan kepada pembaca mereka.
Pada 1999, mesin pencari terbesar saat itu, AltaVista, membeli Zip2 dengan nilai
307 juta USD plus 34 juta USD dalam bentuk sekuritas. Penjualan tersebut
mencatat rekor penjualan perusahaan terbesar kala itu. Dengan uang itu, Musk lalu
membeli mobil mewah McLaren F1 dan Jet pribadi senilai 20 juta USD.
Max Levchin, Co-founder dan mantan CTO, PayPal |
Pada 1999, Musk mulai mengerjakan proyek sistem
pembayaran elektronik yang menjadi terkenal kala itu. Startup bernama X.com
kemudian menjadi bisnis barunya. Pada bulan Maret 2000, X.com melakukan merger dengan perusahaan saingannya, Cofinity yang dimiliki oleh Peter Thiel dan Max Levchin. Cofinity mengembangkan software yang memungkinkan
pengguna PalmPilots dan perangkat PDA
lainya bisa menyimpan informasi terenkripsi
ke perangkat mereka, yang kemudian menjadi semacam ‘dompet digital’. Pada 2001,
setelah proses merger, X.com lalu berubah nama menjadi PayPal dan Elon Musk menjadi Chairman
& Chief Executive, PayPal.
Peter Thiel (kiri) dan Elon Musk (kanan). |
Sempat terjadi ketidaksepahaman perihal strategi
dan manajemen diantara tim baru yang bekerja, namun hal tersebut tidak sampai
mempengaruhi dinamika dan perkembangan
perusahaan. Selain itu, Musk juga terjun langsung pada pengembangan bisnis
model baru, serta menjalankan program
viral marketing yang ternyata berhasil meningkatkan pertumbuhan jumlah
pelanggan. Pada 2002, eBay membeli
PayPal senilai 1,5 milyar USD. Elon Musk menerima 180 juta USD dari penjualan
PayPal dan itu cukup untuk memulai membangun impian selanjutnya yaitu teknologi
luar angkasa dan sumber energi alternatif, dan itu menjadi moment dimana Elon berhenti berinvestasi di bisnis internet.
Tesla Motors
Pada 2003,
Insinyur bernama Martin Eberhard dan Marc Tarpenning mendirikan Tesla Motors. Pada awal berdirinya,
Tesla Motors merupakan sebuah pabrikan serial pertama yang memproduksi
kendaraan listrik dimana hasil kerja mereka berhasil mengatasi permasalahan umum
pada kendaraan, yaitu bahan bakar dan Musk ternyata mendukung langkah tersebut.
Ia lalu ikut serta dalam proyek di tahun 2004, dimana ia berinvestasi pada
perusahaan tersebut sebesar 70 juta USD.
Musk lalu diangkat menjadi Chairman of the board of directors namun
belum sepenuhnya mengambil alih manajemen operasional perusahaan. Musk hanya
berkontribusi pada desain mobil listrik pertama mereka yang diberi nama Tesla Roadster Sports car yang
diadaptasi dari model British Lotus
Elise. Pada proyek itu, Musk bersikeras
menggunakan material Carbon fiber
composite pada body mobil untuk
mengurangi bobotnya. Ia juga mengembangkan modul baterai serta beberapa elemen
desain seperti lampu depan mobil. Pada 2006, proyek Tesla Motors dimuat
dibeberapa surat kabar dan Musk akhirnya memperoleh penghargaan Global Green 2006 product design atas desain
mobil ciptaannya, Tesla Roadster.
Tesla motors kemudian tumbuh berkembang dan saat ini, banyak investor yang
tertarik dengan perusahaan tersebut, diantaranya sang pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin dengan total investasi sebesar 100 juta USD.
Namun, saat
Tesla Roadster akan memulai produksi di tahun 2007, permasalahan pun timbul. Beberapa
kegagalan manajemen mengarah pada fakta dimana harga jual sebenarnya dari mobil
listrik mereka itu dua kali lebih tinggi dibanding harga implisit sebenarnya
yang hanya 92.000 USD. Ternyata hal tersebut disebabkan Martin Eberhard salah
mengkalkulasi strategi dimana konsepnya mengenai transmisi Tesla Roadster terbukti tidak efektif sehingga menyebabkan jadwal
peluncuran mobil ditunda lebih dari setahun kemudian.
Selama masa krisis itu, Elon menunjukkan kemampuan
manajemen yang handal: Ia memecat siapapun yang terlibat pada gagalnya pengembangan
proyek, termasuk Eberhard dan beberapa karyawan inti. Setelah melakukan
“bersih-bersih” ia lalu memimpin sendiri perusahaannya tersebut. Eberhard lalu
mengajukan banding ke pengadilan setelah posisinya digantikan oleh Interim CEO, Michael Marks, namun masalah tersebut berhasil diselesaikan secara
damai dan tidak sampai bocor ke publik. Pada Desember 2007, Ze’ev Drori diangkat menjadi CEO dan Direktur Tesla Motors.
Ternyata kinerja Elon Musk saat menjabat sebagai CEO lebih baik dibanding Ze’ev
Drori. Drori kemudian menjabat sebagai Wakil Direksi dan mengundurkan diri pada
Desember 2008.
Pada masa diambang krisis, Elon Musk terus
melakukan langkah efisiensi: mengurangi jumlah karyawan, menawar murah harga
barang dari Supplier, menutup
beberapa kantor, dsb. Hasilnya: Tesla Roadster cuma menaikkan harga jual kurang
dari 20.000 USD.
Dimasa tersulit pada akhir musim panas 2008, Elon
bercerai dengan istrinya, Justine yang merasa kurang mendapatkan perhatian serta
intimidasi dari sang suami. Dalam rangka menyelamatkan Tesla Motors, Musk
mendapat dana tambahan dari DELL atas
pengambilalihan perusahaan pengembang software, Everdream senilai 120 juta USD. Elon kemudian menginvestasikan
dana sebesar 20 juta USD untuk Tesla Motors, ia juga menjual mobil
kesayangannya, McLaren F1 sehingga ia berhasil menyelamatkan perusahaan dari
kebangkrutan. Musk bahkan memberi jaminan ganti rugi kepada para stakeholders jika nantinya bisnis
perusahaan mengalami kegagalan.
Keadaanpun mulai membaik, terutama disebabkan oleh
penurunan penjualan di bidang industri mobil konvensional. Perusahaan mobil
multinasional asal Jerman, Daimler, juga
ikut menginvestasikan dana 50 juta USD untuk Tesla Motors bahkan Departemen
energi Amerika Serikat resmi memasukkan Tesla Motor kedalam group perusahaan
transportasi inovatif yang otomatis menjadikan perusahaan tersebut resmi
mendapatkan pinjaman kredit dari pemerintah. Sayangnya, beberapa pihak
mengkritisi pemerintah yang ikut mendukung Tesla Motors yang dianggap menjual
mobil eksklusif hanya untuk konsumen kalangan atas saja.
Kesan pertama yang ditangkap dari “mobil listrik”
adalah terlalu lamban dan ribet, tapi tidak untuk mobil produksi Tesla Motors.
Mobil listrik produki Tesla ternyata memiliki kecepatan dan performa yang sama
dengan mobil mewah pada umumnya. Meski begitu, Tesla mulai merencanakan membuat
mobil yang lebih simple dan pantas
dengan menggandeng para insinyur dari Toyota dan Daimler.
Hasilnya, mobil “Hybrid”
produksi mereka, sudah dilengkapi dengan motor listrik, mesin pembakaran
internal, dan menggunakan teknologi Tesla Motors. Pada 2007, wakil Direksi
General Motors, Bob Lutz sempat
menyebutkan kalau mobil Tesla menjadi alasan dia untuk mulai mengembangkan
mobil listrik ‘Chevy Volt’.
Pada 29 Juni 2010, Tesla Motors mulai memasuki
pasar IPO (Initial Public Offering),
dan menjadi pabrikan mobil kedua di Amerika (setelah Ford) yang bermain dipasar
IPO. Meskipun Tesla Motors mengalami kerugian selama 10 tahun, namun saat itu
Tesla berhasil masuk ke daftar NASDAQ dengan nilai 17 USD per saham dan nilai
investasi sebesar 225 juta USD. Saat itu memang moment terbaik untuk terjun ke pasar IPO. Masalah minyak yang
diakibatkan oleh kesalahan British
Petroleum menutup sebagian besar teluk Meksiko dan terus meningkat seiring
naiknya isu adanya transisi bahan bakar baru yang dianggap lebih logis pada
saat itu. Hingga pada 5 Februari 2015, salah satu saham Tesla Motors, Inc.
Nilainya sudah mencapai 220,99 USD dengan nilai market capital mencapai 27,44
juta USD. Elon Musk pada akhirnya memiliki 30% dari saham Tesla Motors, Inc.
(TSLA).
CEO Tesla Motors, Elon Musk tampil diacara TV usai mengumumkan masuknya perusahaannya dalam IPO di NASDAQ market, New York |
Salah satu penyebab suksesnya nilai finansial Tesla
Motors ialah hadirnya sedan premium Tesla
Model S, yang dilengkapi baterai dengan jarak tempuh 265 mil (426 km)
berdasarkan test EPA 5-cycle.
Produksi Model S dimulai pada Juni 2012 dengan harga jual mulai 69.900 USD dan
berhasil menduduki ranking 99 dari total 100 nilai Consumer Reports.
Saat presentasi Model S, Musk dengan tegas
menyatakan kalau dua puluh tahun kedepan, ada lebih dari setengah produksi
kendaraan yang dibuat dengan sistem elektrik, dan ia berani bertaruh tentang
prediksinya itu. Namun meski beberapa pakar analis meragukan prediksi yang
dikemukakan Musk, namun itu tak membuat CEO Tesla khawatir, karena menurutnya:
dengan mengimajinasikan kenyataan, Musk mampu merubah itu semua.
Elon Musk yakin dunia saat ini sangat tergantung
dengan minyak. Ketergantungan ini akan
menyebabkan perubahan permanen terhadap iklim dan kondisi geo politik. Lebih
diterimanya mesin listrik dibanding mesin berbahan bakar minyak akan membuat
perubahan yang berarti. Oleh karenanya Tesla Motor bukanlah bisnis yang gampang
bagi Musk. Ia tetap berupaya menjaga minat konsumen lewat media cetak dengan
merangkul kolumnis New York Times, John
M. Broder yang menulis tentang Test Drive Model S. Ternyata cara itu berhasil
sehingga selama enam bulan pertama 2013, mobil Model S telah terjual habis
sekitar 10.500 buah.
Tesla Model S |
Pada 9 Oktober 2014, Tim Tesla Motors merilis Model S 85D dan P85D, yang merupakan mobil listrik pertama dengan dua motor. Model
S P85D dibekali motor bertenaga 691hp(horse power) dan akselerasi mesin yang
“gila-gilaan”: 0 – 60 Mph dalam 3,2 detik. Mobil tersebut juga dilengkapi
dengan sistem Autopilot: sebuah kamera depan, radar, dan sensor ultrasonic 360
derajat yang secara aktif memonitor kondisi jalan disekeliling mobil. Dengan
sistem Autopilot, Model S mampu mengubah jalur, menghindari menabrak
pedestrian, mampu membaca rambu batas kecepatan, serta menambah laju kendaraan.
Model S terbaru ini juga diperkuat baterai dengan kapasitas lebih besar dengan
harga jual mulai 79.900 USD. Sementara model body-nya masih sama dengan Model
S60. Pada Februari 2014, oleh Consumer Reports, Tesla Model S mendapat
penghargaan sebagai mobil terbaik didunia selama 2 tahun berturut-turut.
Kabarnya versi lain dari Tesla Model X, direncanakan akan dirilis pada awal 2016.
Elon Musk juga berencana untuk membangun jaringan Stasiun Supercharger diseluruh Amerika, Eropa, dan Asia. Hingga 11 Februari
2015, sudah ada 377 stasiun Supercharger dengan 2.030 alat Supercharger diseluruh
dunia.
Powerwall
Pada 1 Mei
2015, bersamaan dengan diluncurkannya proyek Tesla Energy, Tesla Motors juga
memperkenalkan Stasiun pengisian baterai Lithium
ion yang dilengkapi liquid thermal
control, yang diberi nama POWERWALL. Perangkat ini terdiri dari dua model: pertama
yang berkapasitas 10 KwH dengan harga jual 3.500 USD yang berfungsi sebagai
energi tenaga cadangan; dan model kedua dengan kapasitas 7kwH, dengan harga
3.000 USD yang ditujukan untuk keperluan sehari-hari. Baterai Powerwall dapat
disatukan dalam sebuah rak khusus guna memaksimalkan kapasitas penyimpanannya.
Tiap baterai juga mendapat garansi pabrik selama 10 tahun.
Banyaknya
permintaan sumber energi bagi para pengguna Tesla Motors, membuat perusahaan
memberikan solusi alternatif dengan menghadirkan Powerpack. Perangkat ini bisa
digunakan di lingkungan kantor, fasilitas industri, dan tempat lainnya, yang
tentunya akan lebih banyak sumber energi yang bisa dibawa. Lebih dari 100 kwH
baterai bisa disimpan dalam rak ini, mulai dari yang kapasitas 500 kwH hingga
yang 10 MwH. Menurut Elon Musk, 160 juta unit Powerpack akan cukup melayani
kebutuhan energi seluruh pengguna di Amerika Serikat; dan 2 milyar unit
Powerpack mampu memenuhi kebutuhan pengguna diseluruh dunia.
SolarCity
SolarCity Corporation adalah provider
penyedia energi yang berlokasi di San Mateo, California, Amerika. Co-founder SolarCity adalah dua orang
sepupu bernama Lyndon dan Peter Rive,
sedangkan Elon Musk hanya sebagai shareholder
perusahaan tersebut. Pada 2003, Musk menginvestasikan 10 juta USD ke perusahaan
SolarCity setelah sebelumnya menjual 11 persen saham PayPal. SolarCity
menjalankan bisnisnya dengan menyediakan sistem tenaga surya untuk kebutuhan
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintahan. Perusahaan itu memberikan beberapa
program bagi para Homeowners-nya,
yaitu: Program pinjaman “MyPower”, serta Perjanjian Jual beli Solar Lease dan Solar Power (PPA).
SolarCity Panel yang terpasang pada Kantor utama eBay |
Pada Mei 2008, SolarCity corp. Mendirikan sistem
Listrik bertenaga surya untuk kantor pusat dan Server milik British Motors dan
eBay. Pada 15 Januari 2015, SolarCity kemudian menjalin kerjasama dengan Credit
Suisse Group AG dalam membangun fasilitas keuangan New Solar senilai 200 juta
USD. Fasilitas kredit ini nantinya akan membantu pelanggan yang ingin
berinvestasi dibidang energi surya melalui program pinjaman SolarCity, “MyPower”.
Program ini memungkinkan pelanggan membayar lebih murah dalam penggunaan
listrik sistem tenaga surya dibandingkan jika mereka menyewa lewat perjanjian
pembelian listrik (PPA). Detailnya, mereka bisa menghemat harga per
kilowatt-jam (KWH) disamping mereka juga harus membayar pinjaman sebesar 16 sen
per KWH selama satu tahun pertama.
Konsep yang dianut SolarCity ialah Hemat biaya,
Ramah lingkungan dan tentunya sesuai dengan prinsip yang dibuat oleh Elon Musk.
Perusahaan juga khusus memberikan fasilitas energi tenaga surya bagi stasiun
Supercharger milik Tesla Motors.
Meskipun begitu, adanya semangat Leadership dalam perusahaan tidak serta
merta menyelamatkan SolarCity dari berbagai macam kritik. Beberapa pendapat
skeptis menyatakan kalau energi tenaga surya takkan mampu menjadi bisnis model
yang efektif disamping kompetisi dibidang industri ini sangatlah tinggi,
merupakan hal yang berat jika ingin mempertahankan posisi perusahaan.
Bagaimanapun, pada 10 Desember 2012, sejak SolarCity memasuki pasar IPO, nilai
saham mereka naik dari 8 USD ke 11,79 USD dan hingga 13 Februari 2015, harga
saham mereka melambung hingga 57,60 USD dengan nilai market capital 5,53 milyar
USD. Saat ini Elon Musk memiliki 25% saham SolarCity (SCTY).
Para analis berpendapat jaminan Elon terhadap
prospek perusahaan merupakan penyebab keberhasilan SolarCity. Jika pendiri
SpaceX dan Tesla Motors yakin dengan sebuah teknologi, berarti ada hal yang
berharga dalam teknologi itu. Pelaku saham di Wall Street bahkan menjuluki
fenomena itu dengan nama ‘The Musk Effect
‘.
SpaceX
Elon Musk
mulai merencanakan membangun perusahaan teknologi penjelajah luar angkasa
(SpaceX) saat pergantian millenium tiba. Ia terinspirasi dari ide ambisius
dimana mampu mengurangi biaya transportasi luar angkasa sehingga nantinya
manusia bisa bermukim di planet Mars. SpaceX lalu didirikan pada 2002 dan
bermarkas di Hawthorne, California,
Amerika.
Elon Musk sangat tertarik dengan adanya peluang
manusia untuk hidup di Mars dan menjadikannya sumber kehidupan. Tujuan utama
proyek tersebut ialah otomatis membangun rumah hijau sehingga dimasa depan nantinya
bisa menjadi ekosistem mandiri
berkelanjutan. Kendala utamanya pada saat itu ialah besarnya biaya pengiriman
rumah hijau itu ke Mars. Musk bahkan sempat berencana membeli kendaraan
peluncur dari negara Federasi Rusia dan membicarakan idenya dengan pemerintah disana,
namun ia membatalkan idenya itu. Musk akhirnya mempunyai ide untuk membuat sendiri
kendaraan peluncur dan pesawat luar angkasa.
Logo resmi, SpaceX |
Pada Maret 2006, Elon Musk berinvestasi sebesar
100 juta USD untuk SpaceX. Sekedar informasi bahwa Biaya pembuatan
kendaraan peluncur di Rusia sebesar 15 juta USD sedangkan di Amerika sebesar 65
juta USD dimana jumlah itu sangatlah besar bagi pengusaha sekelas Elon Musk. Ia
lalu menghitung biaya yang dikeluarkan jika ia membangun sendiri kendaraan
peluncurnya yang nilainya hanya 2% dari biaya pembuatannya di Amerika. Sehingga
Musk sadar bahwa akar permasalahannya ada di sistem birokrasi di industri luar
angkasa, rendahnya daya saing dilevel perusahaan besar serta kecilnya usaha
negosiasi untuk mencegah masuknya pemain baru.
Musk akhirnya yakin kalau biaya pembuatan kendaraan
peluncur dan pesawat antariksa bisa di kurangi hingga 10X lipat. Pertama, ia
mesti tahu tujuan proyek penerbangan luar angkasa. Misi utama dari SpaceX bukan
untuk mengirim astronot atau kargo ke luar Bumi melainkan membuat koloni baru
di planet lain, contohnya di Mars, dan Musk menginginkan efisiensi dalam
pembiayaannya. Pada agustus 2008, salah satu investor yang mendanai proyek Elon
Musk tidak lain adalah mantan rekannya di PayPal serta salah satu anggota
Founders Fund , yaitu Peter Thiel dan
Dave McClure. Pada bulan Juni 2009, Steve Jurvetson, pemilik setengah
dari saham DFJ Venture memimpin penggalangan investasi termasuk dari Founders
Fund, dimana berhasil menghimpun dana sebesar 15 juta USD dari 60 juta USD yang
diajukan.
Pada 9 November 2010, DFJ Venture dan Founders
Fund menghimpun dana investasi untuk
SpaceX yang meningkat menjadi 50,2 juta USD. Meski begitu, Elon Musk masih
menjadi pemilik saham 60% di SpaceX.
SpaceX memulai proyek pertamanya pada sistem
peluncuran Falcon 1, di tahun 2002. Butuh
4 tahun dan ratusan juta dollar Amerika investasi untuk mendesain proyek
tersebut. Hasilnya, mulai periode 2006 hingga 2015, beberapa perusahaan seperti
DARPA, NASA, ORS, Celestis, ATSB, SpaceDev, Orbcomm, NSPO, Astrium, berminat
dengan proyek SpaceX dan menjalankan beberapa rangkaian tes peluncuran roket
Falcon 1.
Pada tahun 2006 hingga 2008, ada tiga peluncuran
yang gagal, hingga pada 28 September 2008, saat peluncuran keempatnya, Falcon 1
akhirnya berhasil mengorbit. NASA sangat senang dengan hasil tersebut dan
akhirnya menyetujui kontrak senilai 1,6 miliar USD untuk menerbangkan astronot
Amerika dari dan ke orbit Bumi. NASA juga berencana melaksanakan 12 peluncuran dengan menggunakan pesawat
antariksa SpaceX robotic Dragon dan roket Falcon 9.
Roket The Falcon 1 saat peluncurannya yang sukses. |
Setelah bulan Oktober 2012, SpaceX lalu
mengembangkan beberapa tipe mesin roket, seperti: Kestrel, Merlin 1, Draco dan
Super Draco, meskipun tanpa adanya support dari pemerintah . Roket
terakhir yang mereka kembangkan tersebut digunakan pada pesawat peluncur dari keluarga Falcon: Falcon
1, Falcon 9, dan Falcon Heavy, juga pada Dragon Spacecraft.
Meski begitu, Elon Musk belum ingin
mengikutsertakan SpaceX ke IPO. Menurutnya, semua yang telah dicapai oleh
SpaceX melatarbelakangi impian terbesarnya,
yaitu: Ekspedisi ke Mars. SpaceX merupakan proses desain untuk proyek Mars Colonial Transporter. Para ahli
mesin Musk saat ini sedang mengerjakan mesin roket inovatif (roket Grasshopper dan The Falcon 9) serta
Red Dragon Spacecraft yang menggunakan roket Falcon Heavy (Versi modifikasi
dari Dragon Capsule). Keduanya digunakan untuk mengangkut manusia dari Bumi ke
Mars. Saking obsesinya dengan impiannya itu,
Elon Musk pernah mengatakan kalau ia ingin mati di Mars.
Falcon Heavy rocket flight animation:
Grasshopper dan Falcon 9 merupakan kendaraan
peluncur eksperimental yang mampu lepas landas secara vertikal. Pada 10 Januari
2015, ujicoba pertama pendaratan Roket SpaceX Falcon 9 ke Bumi, gagal dan
mendarat dengan keras. Meski begitu, Tim SpaceX berhasil melakukan manuver
berbahaya dan mendaratkan Roket pada landasan datar didekat pantai Florida.
Pada 12 Februari 2015, roket Falcon 9 berhasil
mengirim satelit Deep Space Climate
Observatory (DSCOVR) keluar angkasa dari SpaceX Launch Complex 40 yang berada di Stasiun Angkatan Udara, Fla - Cape Canaveral. Satelit DSCOVR
sendiri dikembangkan oleh Tim rekanan yang terdiri dari NOAA, NASA dan Angkatan
Udara Amerika Serikat. Satelit ini dikembangkan guna mendeteksi dan
memberitahukan adanya emisi berbahaya dari matahari yang mampu mempengaruhi
infrastruktur telekomunikasi serta satelit yang berada dekat Bumi.
Falcon 9, saat peluncurannya yang sukses pada 11 Februari 2015. |
CEO, Elon Musk, lewat akun twitter-nya sempat
melaporkan keberhasilan roketnya mendarat mulus diatas laut dengan interval 10
meter. Atas keberhasilan tersebut,
semakin memberi harapan pada pendaratan diwilayah perairan dalam kondisi cuaca
normal.
Dalam perjalanan karir Elon Musk, bisa dikatakan
bahwa ia mampu mewujudkan impian masa kecilnya: menguasai angkasa raya, dan kedepannya
bisa menjadikan Planet Mars sebagai rumah bagi koloni manusia lewat
perusahaannya SpaceX yang terus melakukan inovasi dibidang industri luar
angkasa.
Hyperloop
Elon Musk adalah
orang yang perfeksionis sekaligus inovator dalam industri teknologi.
Pengalamannya di bidang fisika dan ekonomi membantunya melihat tujuan
sebenarnya dari sebuah proses dan memisahkannya dari prediksi spekulatif dan
emosional. Intinya: He just think Big.
Salah satu konsep briliannya, ia terapkan pada mode kelima sistem alat
transportarsi bernama Hyperloop.
Pada 12
Agustus 2013, Musk memposting pada akun Blog-nya perihal Hyperloop beserta 58
halaman presentasi Alpha Hyperloop
yang berisi penjelasan mengenai fungsi dan strukturnya. Hyperloop, sendiri
merupakan sistem transportasi high-speed
bertenaga surya yang digerakkan dengan memanfaatkan motor induksi linear dan
tekanan udara, dimana mampu membawa membawa penumpang dari Los Angeles ke San
Fransisco hanya dalam waktu 30 menit dengan jarak tempuh 381,8 mil (614,44 km).
Hyperloop
mengadopsi teknologi yang juga digunakan pada kereta api dengan daya angkat
magnetik. Sebuah komponen elektromagnetik digunakan untuk menggerakkan sejenis
“Pods” atau “Kapsul”, dan udara bertekanan rendah membuatnya mampu mencapai
kecepatan tinggi dibanding moda transportasi lainnya.
Hyperloop diyakini dua kali lebih cepat dibanding
pesawat terbang dan tidak direpotkan oleh antrian jadwal keberangkatan. Elon Musk bermaksud
membagi konsep tentang bagaimana membangun sistem transportasi yang efisien
dimasa depan kepada Gubernur California, Jerry Brown dan Presiden Amerika,
Barack Obama. Ia yakin bahwa Hyperloop
merupakan transportasi alternatif yang tepat bagi pemerintah dalam merencanakan
alat transportasi high-speed yang
menghubungkan San Fransisco dan Los Angeles dengan biaya lebih dari 70 juta
USD. Menurutnya adalah salah jika pemerintah mengeluarkan banyak anggaran demi
sebuah transportasi yang lambat.
Sistem transportasi tersebut nantinya terdiri dari
bantalan baja yang dipasang diatas tiang beton yang berjarak 45,73 hingga 91,44
meter dan kapsul didalamnya akan melesat dengan kecepatan 1.287 Km/jam.
Hyperloop digerakkan oleh panel surya yang dipasang disepanjang jalurnya dimana
untuk komponen motor dan elektroniknya dibuat oleh Tesla Motors, Insinyur dari
SolarCity turut membantu dengan menyediakan panel surya, dan SpaceX akan
menyiapkan perangkat luar angkasa yang telah diujicoba.
Sistem kerja kereta api super cepat, Hyperloop. (© Hejorama) |
Satu Kapsul nantinya akan mengakomodir hingga 28
orang, dan jika anggaran proyek bisa meningkat dari 6 juta ke 10 juta USD, maka
kapsul kargo Hyperloop direncanakan akan mampu mengangkut tiga mobil
didalamnya. Akselerasi awal kapsul digambarkan akan sama dengan akselerasi
pesawat terbang dan ada 70 kapsul dengan berbagai macam rute disiapkan dengan interval
keterlambatan cuma 30 detik; dan jarak aman antar kapsul adalah 5 mil (8 Km). Diperkirakan
dalam jangka waktu 20 tahun, investasi proyek ini baru akan balik modal jika harga tiket yang dipatok sebesar 20 USD
dengan jumlah penumpang tiap tahun sebanyak 7,4 juta orang.
Sistem transportasi Hyperloop direncanakan pertama
kali akan dibangun di sepanjang jalur California
highway Interstate 5. Musk menjanjikan tingkat keamanan sangat tinggi di
moda transportasi tersebut. Para ahli juga sudah memperkirakan kemungkinan
terjadinya rem mendadak saat kapsul melaju bahkan merancang struktur jembatan
anti-gempa pada setiap kolom untuk meminimalisir efek kerusakan akibat gempa
bumi.
Hyperloop diyakini menjadi alat transportasi yang sangat
tepat diterapkan pada kota-kota besar dengan jarak antar kota tidak lebih dari
900 mil (1.500 km). Karena untuk jarak yang lebih jauh, pesawat terbang dirasa
masih lebih unggul.
Meski begitu, Musk belum siap untuk fokus penuh pada
pembangunan Hyperloop, dan masih sibuk dalam hal pengembangan prototype-nya
saja. Ia juga membuka kesempatan dan siap men-support siapa saja yang ingin
merevisi desain hyperloop buatannya. Menurutnya ia rela rugi finansial untuk
mengembangkan Hyperloop asal bisa menciptakan moda transportasi baru bagi
masyarakat.
Pada 15 Januari 2015, saat menyampaikan pidatonya
di 10th Annual Texas Transportation
Forum, Elon Musk mengumumkan pembangunan proyek Hyperloop beta test track yang sedang dikerjakan di
wilayah Texas sejauh 5 mil (8 Km). Kedepannya, jalur tersebut akan dipakai oleh
beberapa perusahaan dan sekelompok mahasiswa ahli mesin berbakat yang ingin
menguji kapsul rancangannya. Musk juga berencana mengadakan kompetisi balapan
Hyperlopp tahunan antar pelajar, semacam ajang Formula SAE.
Hyperloop, Visi konseptual dari HTT |
Pada 26 Pebruari 2015, Hyperloop Transportation Technologies (HTT) menandatangani kontrak
perjanjian kerja guna memulai pembangunan full-scale
test track Hyperloop tahun 2016 yang pertama di kota percontohan California,
Quay Valley yang rencananya akan
rampung pada 2019. Saat ini HTT sedang menggalang dana investasi sebesar 100
juta USD untuk membangun test-track. Proyek HTT saat ini sepenuhnya mengandalkan bantuan dana
talangan dari JumpStartFund. Meski
begitu, 100 juta USD merupakan jumlah
yang sangat besar bagi JumpStartFund sehingga tidak menutup kemungkinan untuk
menerima bantuan dana dari luar. Saat ini CEO JumpStartFund, Dirk Ahlborn yang sekaligus pendiri
HTT, berencana memulai IPO dan menaikkan nilai investasi senilai 100 juta USD.
Buku Favorit
Elon Musk
Dalam
sebuah wawancara, Elon Musk pernah berkata kalau ia sangat suka membaca buku fiksi
dan biografi orang-orang terkenal, seperti buku: “Benjamin Franklin: An American Life” karya Walter Isaacson, “Tesla: Inventor of the Electrical Age” karya
B. Carlson, “Structures: Or Why Things Don’t Fall Down”
karya J.E. Gordon, dsb. Selain itu ia
juga menyukai buku-buku karya Dale Carnegie, terutama literatur dibidang Mesin,
desain, bisnis, dan fisika. Namun yang paling disukai oleh Elon Musk dan menjadi buku favoritnya yaitu “The Hitchhiker’s Guide to Galaxy”
karangan Douglas Adams.
Buku favorit, Elon Musk |
Elon Musk adalah seorang Indutrialis abad 21 yang
sudah berhasil mewujudkan ide-ide fantastis. Kisah hidup Elon Musk telah
membuktikan kalau keberhasilan yang sudah ia raih berkat ketekunan, kerja keras
dan keyakinan pada setiap pekerjaannya. Nah, cukup sekian dulu kisah sukses
dari Elon Musk dalam mendirikan dan menjalankan perusahaannya: Tesla Motors,
SpaceX, dan SolarCity. Semoga bisa menginspirasi kita semua.(MY).