Pages

Subscribe:

July 24, 2015

Tips Bagaimana Mengembangkan keahlian “Sherlock Holmes”



Sherlock Holmes, tokoh detektif dalam Novel karya Sir Arthur Conan Doyle
Setelah sebelumnya kita sudah membaca Tips Bagaimana menjadi Detektif Handal, saatnya kita akan mempelajari cara mengembangkan kemampuan tersebut.

Kita pasti sudah pernah membaca atau setidaknya mendengar bagaimana Seorang Sherlock Holmes menggunakan kecerdasan dan daya observasinya menganalisa dengan cepat dan memecahkan kasus-kasus besar. Semua pasti kagum dengan seseorang yang mampu menebak apa yang sudah dilakukan seseorang dan profil orang lain hanya dengan sekali lihat. Berita baiknya, hal ini bukanlah cerita bohongan. Kemampuan ini dengan mudah bisa kita kembangkan dengan beberapa latihan kecil berikut ini :


1.    Pelajari buku yang membahas tentang ‘Body Language’. Hal ini dapat membantu kita untuk bisa mengetahui seseorang berdasarkan level emosi dan suasana hatinya. Sekedar saran: buku best seller berjudul ‘A Definitive Guide to Body Language’ karya Allan Pease dan Barbara Pease, bisa dijadikan acuan.
2.    Pelajari ilmu membaca mimik wajah yang ada facereader.com. Website ini memberikan informasi seputar karakteristik manusia seperti tingkat kejujuran, kecerdasan, dsb.
3.    Tingkatkan kemampuan observasi kita. Cobalah untuk memperhatikan secara detail segala sesuatu disekitar kita. Jika kita tidak mengembangkan kemampuan ini, semua yang kita pelajari akan sia-sia. Kita harus melatih konsentrasi dengan mengandalkan 3 indra yang kita miliki – Penglihatan, penciuman, dan pendengaran. Atau kita bisa sebut 3P!.
4.    Pelajari Graphology (ilmu yang mempelajari tulisan tangan manusia).
5.    Berlatihlah untuk menyimak bukan sekedar mendengarkan, berlatihlah mengamati bukan sekedar melihat. Contohnya: Jika kita sering ke rumah nenek. Jika kita benar-benar melakukan observasi, maka pertanyaannya: Berapa kamar tidur yang ada disana?, berapa tempat tidur yang ada di tiap-tiap kamar?, berapa anak tangga jika kita ingin kelantai 2? Jika kita tidak bisa menjawabnya, berarti kita hanya melihat tapi tidak mengamati. Intinya, hapalkan secara detail apa-apa saja yang ada didalam rumah nenek.
6.    Latihlah logika berpikir kita. Contohnya kita akan mengobservasi noda yang menempel di celana teman kita. Noda apa yang menempel? Sisa makanan? Berarti dia orangnya tidak fokus sehingga tidak melihat ada noda makanan yang menempel dicelananya. Selanjutnya kita melihat teman kita hari ini yang biasanya rapi namun kali ini memakai baju kurang rapi, berarti dia tadi terburu-buru keluar rumah. Kok bisa? Apa dia selama ini tepat waktu masuk kerja?, tapi kenapa dia nggak rapi? Kemungkinan dia begadang semalam. Jadi coba tanyakan kepada teman kita, apakah dia begadang semalam? Jika iya, berarti anda  berhasil. Point dari kasus diatas adalah: Noda – Makanan – Tidak rapi – Tergesa-gesa – Begadang.


Tips

·       Ketika kita bingung menentukan keputusan, pertimbangkan semua fakta verbal dan non verbal. Hal tersebut bisa membantu kita dalam mengambil keputusan.
·       Sering-seringlah membaca Novel Sherlock Holmes karya Arthur Conan Doyle, kita bisa mempelajari gaya penyelidikan tokoh itu.
·       Intuisi kita bisa sangat membantu dalam situasi tertentu seperti memprediksi hasil meeting, atau mampu memahami orang-orang yang selalu berseberangan pendapat dengan kita.


Yang perlu diperhatikan

·       Jangan percaya penuh dengan bahasa tubuh yang diperlihatkan oleh seseorang. Body Language memang bisa tepat hingga 80% tapi jika terlalu tergantung dengan pengamatan itu, maka kita akan dalam masalah.
·       Jangan terburu-buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan seluruh fakta yang ada.
·       Jangan memberitahu siapapun mengenai hasil investigasi jika kita belum meyakininya 100%. Jika fakta sebenarnya tidak sesuai dengan hipotesa yang kita informasikan, maka orang akan mengira kita seorang yang suka asal menuduh dan mungkin akan dijauhi oleh orang lain.
·       Usahakan jangan mengamati sesuatu secara berlebihan. Selalu amati keganjilan dalam suatu rangkaian , bukannya secara individual, sehingga faktanya menjadi terbatas.


Yang kita perlukan

·       Otak, sudah pasti
·       Daya Observasi yang baik
·       Beberapa ilmu pengetahuan lainnya
·       Keahlian berpikir logika
·       Rasa ingin tahu

    Demikian tips mengembangkan teknik analisis deduktif kita. Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai latihan mengasah kemampuan observasi kita, kapanpun, dimanapun. Seperti yang saya lakukan misalnya ketika menunggu waktu pemutaran film di sebuah bioskop, kita bisa menganalisis setiap orang yang lalu lalang didalam gedung bioskop. Mulai dari latar belakang mereka, hubungan diantara mereka (saudara, teman, kadang ada juga yang lagi musuhan), hingga profesi mereka. Teruslah mengobservasi dan ketika analisis kita tepat. “You’ll know how it feels!” (MY)