Duo insinyur bersama robot ciptaannya 'MegaBots" |
Mungkin ada dari kita yang sudah tahu
mengenai ‘MegaBots’, pada
sebuah artikel di ‘Popular Science’
terbitan Agustus. Perusahaan yang dipimpin oleh duo insinyur ahli mesin, Gui Cavalcanti dan Matt Oehrlein, ini berhasil membuat robot tempur raksasa. Prototype pertama mereka yang diberi
nama Mk.II memiliki tinggi 15 kaki
(4,5 meter), dilengkapi dengan roda terali baja ala tank untuk berjalan, dan
memiliki meriam besar dilengannya yang mampu menembakkan peluru cat dengan
kecepatan 120 mil per jam.
Pada Juli kemarin mereka berhasil
merilis versi pengembangannya yang diberi nama Mk.II, yang telah
“dipersenjatai” dengan sarung tinju raksasa dan sebuah gergaji mesin berukuran
6 kaki. Robot ini memang sengaja dipersiapkan untuk bertarung dengan robot
sejenis dari Jepang yang berukuran 13 kaki (4 meter) dan untuk itu MegaBots mengajak
Howe and Howe Technology serta NASA
untuk ikut membantu mereka.
MegaBots, robot dengan ruang Cockpit untuk para pilotnya |
Beberapa bulan lalu, MegaBots
menantang robot Kuratas, robot raksasa buatan Suidobashi Heavy Industries, Jepang dalam sebuah ajang duel robot
dan serunya pihak Jepang menerima tantangan itu. Nah, saat ini MegaBots tengah memulai Kickstarter dengan menaikkan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk
merakit robot petarung raksasa yang lebih hebat lagi guna mengalahkan Kuratas.
Kampanye Kickstarter tersebut
berhasil mengumpulkan US$ 80.000, dan akan terus bertambah.
Cavalcanti pada Popular Science sempat berujar “Robot Kickstarter yang kita saksikan adalah
robot andalan kami dan akan ada gambar elang botak di pundaknya.” Ia juga
menambahkan kalau robot mereka nantinya akan seperti robot Amerika lainnya,
agak aneh, berbau militer, sangat epik, dan tentunya bernuansa Amerika.
Disamping memburu investor untuk
mendanai pengembangan Mk.II, Cavalcanti dan Oehrlein juga memberikan Acuan
kerangka bagi Amerika Serikat dalam membuat MegaBots perang masa depan yang
telah menjadi tujuan utama saat perusahaan mereka didirikan. Seperti yang
disampaikan oleh para kru MegaBots kepada Popular
Science, bahwa alasan sebenarnya mereka merakit robot raksasa adalah untuk
diikutsertakan dalam duel robot raksasa, sekaligus mempromosikan ajang semacam
itu agar nantinya bisa menjadi salah satu jenis olahraga baru.
Mereka juga ingin
menunjukkan ke dunia kalau robot tempur raksasa bisa menjadi bisnis yang
menjanjikan.
“Saya cuma ingin membuktikan
kepada dunia kalau hal seperti ini (robot petarung raksasa) bisa menjadi bisnis
yang menjanjikan dan akan terus eksis supaya impian kita semua bisa tetap ada,”
ujar Oehrlein. Ia juga menambahkan “Kami sudah menghabiskan beberapa tahun
terakhir guna meyakinkan orang lain. Saat robot kami bertarung dan semua mata
yang menyaksikan berpendapat bahwa itu pertunjukan yang hebat, saat itulah kami
merasa sangat puas”.
Namun untuk melawan robot
Kuratas, MegaBots memerlukan perombakan besar-besaran. Mk.II tidak dirancang
untuk pertarungan ‘kontak fisik’, padahal jenis pertarungan itulah yang
disyaratkan oleh Suidobashi Heavy
Industries saat perjanjian adu duel robot sebelumnya. Agar Mk.II siap
menghadapi jenis pertarungan seperti itu, MegaBots menggaet Howe and Howe Technologies dan NASA,
serta rekanan lainnya, agar MegaBots bisa tampil prima.
MegaBots (Mk.II) VS Kuratas (Jepang) |
Nantinya, Howe and Howe Technologies akan membantu membangun track base berkemampuan tinggi yang
memungkinkan MegaBots bermanuver lebih cepat dan lincah. Pada halaman Kickstarternya, dinyatakan kalau upgrade
pertama MegaBots telah rampung maka robot ini akan lima kali lebih cepat dari
sebelumnya dan dua kali lebih lincah dari Kuratas.
NASA, sendiri nantinya akan
menangani masalah perbaikan keamanan di ruang cockpit robot MegaBots new Mk.II. Nantinya, Cavalcanti dan Oehrlein
akan duduk diruang kemudi Mk.II sekaligus mengendalikan sistem persenjataannya.
Tapi jika nantinya Kuratas berhasil memukul jatuh Mk.II, para pembuat MegaBots
harus memastikan dampak kekuatan pukulan Kuratas tidak akan merusak bagian
dalam robot, yang bisa membuat mereka berdua pingsan di tengah-tengah
pertarungan.
“Kami bekerjasama dengan NASA
untuk memakai teknologi mereka yang berfungsi menyerap benturan dari serangan
robot lawan”, ujar Cavalcanti. “Kami perkirakan dalam duel nanti, robot bisa
jatuh lebih dari 5 sampai 10 mil perjam, dan benturannya akan sangat keras.
NASA telah menghitung kondisi seperti itu dan akan membangun unit cockpit yang akan tahan terhadap
benturan keras.”
Berikut video saat Mk.II menantang Kuratas (Robot buatan Jepang)
dan berikut video spesifikasi Kuratas yang memang lebih ramping dan canggih
Seberapa banyak nantinya dana
yang akan terkumpul, Cavalcanti dan Oehrlein bermaksud untuk meng-upgrade tidak
hanya Mk.II, tapi juga mereka akan membangun markas robot yang diperkirakan
akan berlokasi di Silicon Valley.(MY)